Juli 14, 2023

DEMI SEBUAH KARYA MILM KAMPUNG

Oleh:
Deny Rochman

Perhelatan Festival Milm (Milem) Kampung tahun 2023 telah usai digelar. Malam Anugerah dipusatkan di Gedung Negara (Bakorwil) kawasan Krucuk Kota Cirebon, Sabtu (8/7) malam. Kendati pendaftar festival ini relatif menurun, tapi secara kualitas karya film sejumlah RW di Kota Cirebon ini dilaporkan lebih baik daripada tahun sebelumnya. 

Pada tahun ini ada kategori baru yaitu kecamatan dan kelurahan terbaik dalam pengiriman karya film. 
Kelurahan Kesepuhan, adalah satu dari sekian kelurahan peserta Festival Milm Kampung. 
Pada tahun ini, Kesepuhan mengirimkan jumlah karya yang sama dari tahun sebelumnya. Bedanya, tahun ini RW 07 Kesunean Utara absen tidak mengirimkan. Digantikan oleh RW 09 Kesunean Selatan mengirimkan karya filmnya. Sementara RW 02 Mandalangan dan RW 08 Kesunean Tengah selalu hadir memproduksi milm kampung. 

Bedanya, tahun ini raihan tropi festival meningkat dari tahun sebelumnya. Pada 2022 lalu, Kelurahan Kesepuhan hanya meraih 2 kategori: aktor terbaik dan skenario terbaik. Raihan ini dari karya film RW 08 Kesunean Tengah dengan judul "Sudut", Gibran sebagai tokoh central bocah usia sekolah dasar. Pada tahun 2023 ini, Kelurahan Kesepuhan memboyong lima tropi sekaligus. 
Lima tropi diraih dari pemeran terbaik sekaligus diborong Kesepuhan. Aktris terbaik diraih Ijah, warga RW 08 Kesunean Tengah dengan judul film "Telangsa". Aktor terbaik diraih Jumid, warga RW 02 Mandalangan dengan judul film "Jalabia". 

Tiga tropi lainnya untuk kategori Potensi UMKM Terbaik (RW 08), kategori juara III utama (RW08). Tropi kelima diraih RW 09 Kesunean Selatan dengan kategori RW Baik dalam film berjudul "Dapur Ngebul Berkat Bank Sampah". 
Sebagai Lurah, torehan prestasi film kampung ini sangat membanggakan. Pertama, di tengah banyak RW yang mundur dari partisipasi festival tahun ini dengan beragam alasan, tiga RW di Kesepuhan, khususnya RW 02 dan RW 08 masih tetap konsisten. 

Kedua, kualitas karya film warga Kesepuhan makin baik. Baik dari sisi sinematografi, maupun kualitas akting para pemainnya. Walau mereka minim pengalaman di dunia film atau sinetron namun aktingnya bergitu menjiwai bahkan menghibur. 
Ketiga, terpilihnya karya film terbaik dalam beragam kategori warga Kesepuhan menunjukkan potensi kreatifitas sinematografi bukan kaleng-kaleng. Apalagi karya film kampung ini dinilai oleh juri-juri berkompeten dan berpengalaman di bidangnya. Seperti Eki Noor Faisal, adalah seorang penulis skanario. Away Enawar, budayawan akademisi. Malhamang Zamzam, Dramawan. Anto Malaya, sutradara film dan teater, serta Madin Tyasawan, penulis skenario. 

Padahal karya film warga Kesepuhan ini dikerjakan dengan ajian "Sangkuriang". Dikerjakan dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Seperti proses produksi karya film "Telangsa" RW 08 dikebut dalam waktu 2 hari 2 malam. 
Saya sendiri dilibatkan sebagai pemain dalam film tersebut, selain film RW 02. Ikut merasakan suasana kebatinan para crew dan pemain film kampung dengan bakat natural. Sekalipun panitia festival sudah memberikan waktu sangat leluasa batas pendaftaran, berbeda setahun sebelumnya mefet bin limit. 

Makin berkualitasnya mutu film kampung pada festival tahun ini memang bisa dimaklumi. Mereka para juara tahun ini rata-rata pernah ikut serta dalam even serupa tahun sebelumnya. Sehingga mulai memahami film jenis dokudrama (dokumenter drama), sesuai disyaratkan panitia. 
Dokudrama, sebuah film bergaya dokumenter film cerita, dan pentas teater yang menampilkan reka ulang yang didramatisasi dari peristiwa sejarah yang sebenarnya. Film yang diangkat dari kisah, peristiwa dan cerita kenyataan dalam bentuk bermain peran. 

Dalam Festival Milm Kampung 2023 Kota Cirebon menetapkan kriteria penilaian. Sebauh karya film RW harus memiliki tema, identitas lokal (local wisdom) dan realitas sosial, ada unsur konflik, ketrampilan peran aktor/aktris dan terakhir teknik audio dan penyutradaraan. 
Dengan kriteria ini dewan juri membedah satu persatu karya milm kampung para nominasi. Hasilnya disampaikan dalam paparan panitia festival pada acara tasyakuran di kantor DKIS Kota Cirebon, Rabu 12 Juli 2023.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Cirebon Ma'ruf Nuryasa AP berharap, dengan dibedahnya semua karya film peserta festival bisa menjadi bahan bakar. Bahan bakar evaluasi demi perbaikan kualitas karya film RW pada festival tahun berikutnya. 
Apalagi wacananya, ketua panitia Dedi Kampleng, peserta festival akan diperluas dari kota kabupaten lain di Indonesia. Pilihan namanya menjadi Festival Milm Kampung Nusantara. Ini artinya para sineas kampung (RW) sudah bersiap-siap berkompetisi dengan para pegiat film daerah lain. 

Harus diakui, pagelaran festival sineas pemula ini merupakan ide bernas dari DKIS dan timnya. Era revolusi industri 4.0 kekinian diharapkan bisa dimanfaatkan oleh warga Kota Cirebon dalam mengenalkan potensi kampungnya ke masyarakat luas melalui media sosial. 

Di tengah derasnya arus globalisasi teknologi informasi, warga kota ini tak hanya sebagai penikmat karya orang lain. Lebih dari itu, keberhasilan milm kampung tak terhenti warga hanya menciptakan sebuah karya film. Tetapi promosi kampungnya dalam film itu bisa "dibeli" masyarakat luas.

Ke depan, karya film kampung wong Cerbon mulai disiapkan jauh-jauh hari. Tidak saja batas pendaftarannya, tetapi juga skill para pegiat film. Baik kemampuan manajemen, ide cerita, pembuatan naskah, kemampuan akting, teknik pengambilan gambar, hingga teknik editing menjadi sebuah karya yang apik dan menghibur. Step by step itu bisa terwadahi dalam kemasan workshop milm kampung. 

Harapan Pak Sekda Agus Mulyadi dalam acara puncak Malam Anugerah, akan dianggarkan biaya produksi film bisa mendorong 250 RW di 22 kelurahan bisa berpartisipasi lebih banyak dan lebih bagus dalam festival tahun depan. Walau karya sebuah film, tak melulu hanya ditentukan oleh biaya produksi yang tinggi. 

Low budget bisa melahirkan karya film yang bisa jadi tontonan sekaligus tuntutan bagi para penikmat film kampung. Seperti karya film-film RW 02 "Jalabia", RW 08 "Telangsa" dan RW 09 "Dapur Ngebul Berkat Bank Sampah". Selamat.... 

Pronggol, 14 Juli 2023 l 20:50

*) penulis adalah Lurah Kesepuhan Kota Cirebon.

Tonton Milm Kampung Warga Kesepuhan:
"Jalabia" RW 02 Mandalangan
https://youtu.be/FFJ_w9rnyjs

"Telangsa" RW 08 Kesunean Tengah
https://youtu.be/ZiBKwVIkDgE

"Dapur Ngebul Berkat Bank Sampah" RW 09 Kesunean Selatan
https://youtu.be/ZvizWbATc0A

Juli 10, 2023

GERAKAN PEMBARU KELUARGA

Oleh:
Deny Rochman 

Pada Selasa 4 Juli 2023, ada 30 mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon berkumpul di aula kantor Kelurahan Kesepuhan. Didampingi dosen lapngannya, Pak Rijal mereka hendak melakukan KKN,4 Juli-12 Agustus 2023. Efektifnya sih empat bulan. Dari 30 mahasiswa itu terbagi dalam dua kelompok, yaitu 15 mahasiswa kelompok Gerakan Gemar Mengaji (GGM) dan sisanya masuk kelompok Gerakan Pembaru (Gaharu) Keluarga. Mereka terdiri dari berbagai mahasiswa jurusan, prodi dan fakultas. Seperti tarbiyah PAI, tadris, syariah, B. Arab, ushuludin dan sebagainya. 

Yang menarik, dari jumlah mahasiswa KKN paling banyak didominasi oleh mahasiswa perempuan. Kiprah RA Kartini jaman now ini mendominasi semua lini kegiatan. Misalnya dalam acara pembukaan atau penerimaan mahasiswa KKN Selasa kemarin, semua peran dimainkan perempuan. Seperti pembaca acara, dirijen lagu, laporan panitia hingga dokumentasi dan pembagi konsumsi. Sementara kaum Adam, duduk manis mengikuti jalannya acara. 
Berbeda dengan KKN GGM, KKN Gaharu adalah kelompok baru yang dibentuk pada masa kepemimpinan Rektor IAIN yang baru. Pada masa rektor sebelumnya DR Sumanta, yang bergerak mahasiswa GGM. Tugas mereka jelas, bagaimana membangkitkan, membiasakan, mengajak kembali masyarakat untuk gemar mengaji. Dimakmurkan kembali kegiatan masjid mushola, madrasah madrasah dan kegiatan keagamaan yang lain. 

Lalu bagaimana apa yang dilakukan mahasiswa Gaharu Keluarga? Belum jelas betul breakdown kegiatan dan program yang akan dilaksanakan. Ketika ditanya kepada mereka belum ada jawaban yang pasti. Namun dari istilah namanya, Gaharu menunjukan upaya revitalisaai peran keluarga di dalam masyarakat. 

Peran strategis kekuarga dalam menyiapkan generasi berkualitas untuk masa depan masyarakat, bangsa dan negara. Nah, tinggal bagaimana mahasiswa dengan basic keilmuan yang berbeda di kampusnya bisa merancang program dan kegiatan yang mengarah pada peran strategis keluarga. 
Yah, baru keilmuan yang diharapkan dari mahasiswa saat terjun ke masyarakat melalui KKN. Pasalnya untuk pengalaman mereka berkeluarga masih nol besar. Karena mereka belum menikah. Jangankan untuk pengalaman mengelola keluarga yang baik dan benar. Ngurusi "temen deketnya" saja sering kerepotan. Tetapi bukan berarti mereka tak tahu dan tak mampu berfikir dengan baik tentang konsep keluarga ideal. 

Dengan bekal ilmu di ruang kuliahnya, dengan membaca, mendengarkan, melihat dan merasakan berbagai pengalaman mereka yang sudah berkeluarga tentu akan memperkaya sudut padang mahasiswa tentang konsep keluarga ideal. Pengalaman yang tertuang dalam karya ilmiah dan buku-buku yang sudah terbit. 

Dengan ilmu dan pengalaman orang lain itu menjadi bekal mahasiswa ber-KKN. Yah, terjun ke masyarakat harus punya bekal, bahan dan pegangan. Agar kehadiran mahasiwa akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Semakin bermanfaat di tengah masyarakat, semakin baik kiprah mahasiswa. Khoirunnasi anfa'uhum linnas. 
Maka, mahasiswa sudah sepatutnya KKN di masyarakat menjadi momentum untuk ber aktualisasi, berekspresi dengan karya dan kreasi. KKN tak hanya terhenti untuk menggugurkan kewajiban mata kuliah. Sekadar rantang runtung hadir dalam berbagai acara. Atau hanya sibuk selfie dan nongkrong di posko KKN. 

Pengalaman saya saat mahasiswa Fisipol Unsoed sangat berkesan menjalani kegiatan KKN. Selama tiga bulan berada di Desa Sumilir Kec. Kemangkon Kab. Purbalingga. Sekitar 20 Km dari kampus Unsoed Purwokerto. Sekitar 1 jam perjalanan darat. Melintasi jalan kampung dan pesawahan, ada sungai Klawing. KKN di sini sebenarnya lokasi alternatif saya ditempatkan oleh kampus. 

Rencana sebelumnya saya terpilih hasil seleksi menjadi peserta mahasiswa KKN Terpadu, bersama mahasiswa berbeda kampus di Jawa Tengah. Lokasinya di Kab. Wonosobo. Sayang, karena situasi politik saat itu baru terjadi era reformasi akhirnya KKN terpadu dibatalkan. 

Selama KKN di desa, kami berjumlah 6 orang dari latar belakang jurusan berbeda. Ada dari jurusan peternakan, pertanian, ekonomi, biologi, administrasi negara dan saya sendiri jurusan sosiologi. Selama tiga bulan di tahun 1998 kami lebih banyak tinggal di desa. Merancang program dan kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat. Sumber dananya swadaya mahasiswa dan donatur yang tidak mengikat. 

Berbagai kegiatan dilakukan mulai berbasis keagamaan, sosial pendidikan hingga ekonomi. Kegiatan fisik seperti neonisasi, plangisasi, hingga penyuluhan dan pengajaran di tengah masyarakat. Membaur kegiatan anak-anak, remaja maupun orang tua. 

KKN mahasiswa IAIN di Kelurahan Kesepuhan adalah tahun kedua. Tahun pertama hanya mahasiswa kelompok GGM, jumlahnya 15 orang. Tahun ini jumlahnya berlipat. Semoga bisa berjalan efektif KKN di kelurahan kami. Seluruh mahasiswa bisa bahu membahu berkolaborasi dan bersinergi dalam ikut memberdayakan warga. 

Mahasiswa diharapkan mampu mengeksplorasi ide dan karyanya. Berinovasi. Hindari rasa ragu atau takut berkarya, karena itu akan menjadi hambatan perubahan dan pembaruan. Selamat ber-KKN mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Selamat datang di Kelurahan Kesepuhan. (*) 

Pronggol, 10 Juli 2023

*) Lurah Kesepuhan