Oleh:
Deny Rochman
Pada Selasa 4 Juli 2023, ada 30 mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon berkumpul di aula kantor Kelurahan Kesepuhan. Didampingi dosen lapngannya, Pak Rijal mereka hendak melakukan KKN,4 Juli-12 Agustus 2023. Efektifnya sih empat bulan. Dari 30 mahasiswa itu terbagi dalam dua kelompok, yaitu 15 mahasiswa kelompok Gerakan Gemar Mengaji (GGM) dan sisanya masuk kelompok Gerakan Pembaru (Gaharu) Keluarga. Mereka terdiri dari berbagai mahasiswa jurusan, prodi dan fakultas. Seperti tarbiyah PAI, tadris, syariah, B. Arab, ushuludin dan sebagainya.
Yang menarik, dari jumlah mahasiswa KKN paling banyak didominasi oleh mahasiswa perempuan. Kiprah RA Kartini jaman now ini mendominasi semua lini kegiatan. Misalnya dalam acara pembukaan atau penerimaan mahasiswa KKN Selasa kemarin, semua peran dimainkan perempuan. Seperti pembaca acara, dirijen lagu, laporan panitia hingga dokumentasi dan pembagi konsumsi. Sementara kaum Adam, duduk manis mengikuti jalannya acara.
Berbeda dengan KKN GGM, KKN Gaharu adalah kelompok baru yang dibentuk pada masa kepemimpinan Rektor IAIN yang baru. Pada masa rektor sebelumnya DR Sumanta, yang bergerak mahasiswa GGM. Tugas mereka jelas, bagaimana membangkitkan, membiasakan, mengajak kembali masyarakat untuk gemar mengaji. Dimakmurkan kembali kegiatan masjid mushola, madrasah madrasah dan kegiatan keagamaan yang lain.
Lalu bagaimana apa yang dilakukan mahasiswa Gaharu Keluarga? Belum jelas betul breakdown kegiatan dan program yang akan dilaksanakan. Ketika ditanya kepada mereka belum ada jawaban yang pasti. Namun dari istilah namanya, Gaharu menunjukan upaya revitalisaai peran keluarga di dalam masyarakat.
Peran strategis kekuarga dalam menyiapkan generasi berkualitas untuk masa depan masyarakat, bangsa dan negara. Nah, tinggal bagaimana mahasiswa dengan basic keilmuan yang berbeda di kampusnya bisa merancang program dan kegiatan yang mengarah pada peran strategis keluarga.
Yah, baru keilmuan yang diharapkan dari mahasiswa saat terjun ke masyarakat melalui KKN. Pasalnya untuk pengalaman mereka berkeluarga masih nol besar. Karena mereka belum menikah. Jangankan untuk pengalaman mengelola keluarga yang baik dan benar. Ngurusi "temen deketnya" saja sering kerepotan. Tetapi bukan berarti mereka tak tahu dan tak mampu berfikir dengan baik tentang konsep keluarga ideal.
Dengan bekal ilmu di ruang kuliahnya, dengan membaca, mendengarkan, melihat dan merasakan berbagai pengalaman mereka yang sudah berkeluarga tentu akan memperkaya sudut padang mahasiswa tentang konsep keluarga ideal. Pengalaman yang tertuang dalam karya ilmiah dan buku-buku yang sudah terbit.
Dengan ilmu dan pengalaman orang lain itu menjadi bekal mahasiswa ber-KKN. Yah, terjun ke masyarakat harus punya bekal, bahan dan pegangan. Agar kehadiran mahasiwa akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Semakin bermanfaat di tengah masyarakat, semakin baik kiprah mahasiswa. Khoirunnasi anfa'uhum linnas.
Maka, mahasiswa sudah sepatutnya KKN di masyarakat menjadi momentum untuk ber aktualisasi, berekspresi dengan karya dan kreasi. KKN tak hanya terhenti untuk menggugurkan kewajiban mata kuliah. Sekadar rantang runtung hadir dalam berbagai acara. Atau hanya sibuk selfie dan nongkrong di posko KKN.
Pengalaman saya saat mahasiswa Fisipol Unsoed sangat berkesan menjalani kegiatan KKN. Selama tiga bulan berada di Desa Sumilir Kec. Kemangkon Kab. Purbalingga. Sekitar 20 Km dari kampus Unsoed Purwokerto. Sekitar 1 jam perjalanan darat. Melintasi jalan kampung dan pesawahan, ada sungai Klawing. KKN di sini sebenarnya lokasi alternatif saya ditempatkan oleh kampus.
Rencana sebelumnya saya terpilih hasil seleksi menjadi peserta mahasiswa KKN Terpadu, bersama mahasiswa berbeda kampus di Jawa Tengah. Lokasinya di Kab. Wonosobo. Sayang, karena situasi politik saat itu baru terjadi era reformasi akhirnya KKN terpadu dibatalkan.
Selama KKN di desa, kami berjumlah 6 orang dari latar belakang jurusan berbeda. Ada dari jurusan peternakan, pertanian, ekonomi, biologi, administrasi negara dan saya sendiri jurusan sosiologi. Selama tiga bulan di tahun 1998 kami lebih banyak tinggal di desa. Merancang program dan kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat. Sumber dananya swadaya mahasiswa dan donatur yang tidak mengikat.
Berbagai kegiatan dilakukan mulai berbasis keagamaan, sosial pendidikan hingga ekonomi. Kegiatan fisik seperti neonisasi, plangisasi, hingga penyuluhan dan pengajaran di tengah masyarakat. Membaur kegiatan anak-anak, remaja maupun orang tua.
KKN mahasiswa IAIN di Kelurahan Kesepuhan adalah tahun kedua. Tahun pertama hanya mahasiswa kelompok GGM, jumlahnya 15 orang. Tahun ini jumlahnya berlipat. Semoga bisa berjalan efektif KKN di kelurahan kami. Seluruh mahasiswa bisa bahu membahu berkolaborasi dan bersinergi dalam ikut memberdayakan warga.
Mahasiswa diharapkan mampu mengeksplorasi ide dan karyanya. Berinovasi. Hindari rasa ragu atau takut berkarya, karena itu akan menjadi hambatan perubahan dan pembaruan. Selamat ber-KKN mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Selamat datang di Kelurahan Kesepuhan. (*)
Pronggol, 10 Juli 2023
*) Lurah Kesepuhan