Juli 02, 2022

GURU OH... GURU

Guru itu manusia super sibuk. Beban kerjanya berbeda bahkan bisa lebih berat dg profesi lainnya, lebih-lebih bagi guru honor/swasta. Rasanya kurang pas jika pola kerja guru disandingkan dengan pola kerja PNS non guru. 

Otak atik jam kerja guru disamakan dengan pegawai kantoran belum menemukan formula. Rata-rata jam belajar sekolah itu senin-sabtu. Pegawai kantoran sampe Jumat. Hanya beberapa sekolah belajar efektif hingga jumat. Itu pun masih pusing mengatur jadwal kegiatan ekstrakurikuler siswa yang sama pentingnya.

Sekolah yang belajar lima hari, tetap memakai hari Sabtu untuk kegiatan ekskul. Sulitkan menyamakan? Jika dipaksakan sekolah lima hari belajar, dari jam 07.00 hingga jam 15.30. Ada konsekuensi terhadap sarana ibadah, layanan makan siang dan lainnya. Resikonya siswa dalam jumlah besar bisa pulang maghrib. 

Sekolah bakal ikut berkontribusi kemacetan lalu lintas jalan saat karena bersamaan jam pulang kantor. Kendati sisi positifnya orang tua bekerja sekalian menjemput anaknya balik sekolah.

Pelayanan guru tak terbatas ruang dan waktu. Tak mengenal hari belajar atau hari libur. Di dalam di luar kelas atau sekolah, bahkan di rumah pun mereka tetap bekerja melayani anak didiknya. Guru itu manusia super sibuk. Beban kerjanya berbeda bahkan bisa lebih berat dg profesi lainnya, lebih-lebih bagi guru honor/swasta. Rasanya kurang pas jika pola kerja guru disandingkan dengan pola kerja PNS non guru. 

Pelayanan guru tak terbatas ruang dan waktu. Tak mengenal hari belajar atau hari libur. Di dalam di luar kelas atau sekolah, bahkan di rumah pun mereka tetap bekerja melayani anak didiknya. Saat di luar kota pun masih menyempatkan berkomunikasi pekerjaan. Tidak pagi, siang atau malam, every time mereka selalu always tak pernah never.
idak pagi, siang atau malam, every time mereka selalu always tak pernah never.

Bagi mereka yang pernah menjadi bagian dari kehidupan guru akan merasakan dinamika dan suasana kebatinan guru. Betapa mereka terus dituntut untuk belajar, belajar dan belajar. Sekalipun mereka sudah tamat sarjana, magister bahkan doktoral. "Jika Anda pengajar, jangan pernah berhenti belajar." Demikian bisikan sucinya.

Mereka belajar tiap hari, karena harus mengajar dan mendidik anak tiap hari. Karena mereka harus menyiapkan generasi masa depan yang siap bersaing. Memenuhi target impian bangsa ini, Indonesia Emas 2045. Satu kondisi jaman ke depan yang berbeda kendala dan tantangan dengan guru-gurunya saat ini. Betapa berat beban kerja guru, ia kaum kolonial harus menyiapkan generasi milenial.

Guru-guru hebat mereka belajar di mana pun kapan pun kepada siapa pun. Belajar lagi kebijakan pendidikan yang silih berganti. Belajar lagi tentang teori dan pendekatan pendidikan yang lebih humanis. Untuk peningkatan profesionalitasnya, tak jarang mereka harus membayar sendiri, meninggalkan orang-orang yang dicintai.

Beratnya beban guru yang dituntut mendidik dan menjaga moralitas generasi. Tugasnya makin berat di tengah gempuran arus globalisasi komunikasi informasi. Kian banyak media kontennya mengabaikan tuntunan, lebih mengedepankan tontonan (hiburan). Ketika moralitas anak carut marut, montirnya diserahkan ke guru.

Guru-guru dianggap manusia setengah dewa. Manusia sempurna, tak boleh ada cacat. Ia dianggap penjaga integritas karena menjadi model ketauladanan anak didik. Karena anak baik diajar dan dididik guru yang baik. Anak yang pintar karena dididik dan diajar oleh guru pintar. Demikian kira-kira masyarakat menganggapnya.

Memang patut disyukuri, guru-guru masa kini kesejahteraanya relatif lebih baik. Khususnya guru PNS. Selain gaji, ada tunjangan lain seperti tunjangan profesi (sertifikasi). Walau tingkat kesejahteraan ini belum dinikmati merata, seperti guru-guru honor dan guru swasta (yayasan) yang jumlahnya sangat banyak.

Karir guru non ASN ini tiap tahun selalu deg-degan. Upahnya minim, masih lebih baik honor di dinas-dinas, apalagi dengan buruh pabrik. Upahnya rata-rata minimal UMR. Gaji guru honor, utk mendapatkan penghasilan setara dengan honor di dinas atau pekerja pabrikan, harus mengajar power full, bisa "berdarah-darah".

Belum aman dari kebijakan sekolah yang kapan saja guru non ASN ini diberhentikan. Kini kabar kurang enak datang, adanya kebijakan pusat penghapusan honorer tahun 2023. Sementara upaya mengangkat guru-guru honor melalui guru PPPK masih besar pasak daripada tiang. 

Target pemerintah pusat mengangkat 1 juta P3K tak mampu dipenuhi daerah-daerah. Pencapaiannya tak sampe 50%. Alasannya klasik, keterbatasan anggaran. Rekruitmen tahun 2021 pun masih ada PR karena tahap 3 belum terlaksana. Kini sudah ada rencana pendaftaran kuota p3k tahun 2022. Namun masih belum mampu cuci gudang guru honorer.

Jadi... Masihkah ada yang iri sama profesi guru? Plis deeeh.... #Rethinking !

Juni 28, 2022

GURU NYENTRIK ITU BERNAMA AGUS HIDAYAT

Tak sulit mengenal guru satu ini. Selain senior, tampilannya sedikit bersahaja bahkan kadang nyentrik. Ia dikenal seorang seniman, ahli matematika kreatif, inovatif. Ide-idenya selalu bikin orang berdecak wow. Ia adalah Agus Hidayat.

Kompetensinya di bidang matematika tak diragukan lagi. Melalui pendekatannya, matematika disulap menjadi pelajaran yang menarik. Sejumlah buku populer tentang matematika pernah diterbitkan. 

Kualitas keilmuannya membuat ia mengajar di banyak tempat. Selain sekolah induknya, juga mengajar di SMK dan dosen di Sekolah Tinggi Farmasi serta Universitas Muhammadiyah Cirebon. 

Tak hanya aktif di amal usaha. Pak Agus juga pernah aktif sebagai pengurus Muhammadiyah, baik di Kab. Cirebon maupun di Kota Cirebon. Serta komunitas lainnya.

Skill leadershipnya membawa pria kelahiran 1959 ini dipercaya sebagai kepala sekolah SMA Muhammadiyah Kedawung dua periode. Dilanjut menjadi kepala sekolah SMK Farmasi Muhammadiyah 2 Kedawung.

Nama guru Agus Hidayat sudah terdengar lama. Kendati saya bukan murid langsung. Bukan siswa di sekolah ia mengajar. Saya mulai tahu namanya saat masih aktif di ortom Tapak Suci pada masa SMA.

Perkenalan kian dekat saat saya aktif di kepengurusan PDM kab. Cirebon. Lebih-lebih kala menjadi Sekretaris Majelis Dikdasmen. Dalam sejumlah kesempatan kita terlibat diskusi kecil. Diskusi tentang kemajuan pendidikan Muhammadiyah. Bawaanya santai tapi serius. Tak jarang bersanda gurau.

Sejumlah gagasan inovasi ia kembangkan. Selama menjadi guru, kepala sekolah dan juga dosen. Seperti saat jadi kepala SMF upaya mengembangkan farmasi tradisional (herbal), selain tentu farmasi kimia. Pernah punya gagasan Muhammadiyah punya lembaga bimbel dan pusat pelatihan alumni.

Saya mulai jarang bertemu Pak Agus karena kesibukan yang berbeda. Saya kembali fokus menjadi wakasek kurikulum di sekolah negeri. Sementara Pak Agus kabarnya sudah kembali mengajar di sekolah induknya, SMAM Kedawung.

Dinamika kehidupan Pak Agus hanya bisa disaksikan sesekali di facebook, di youtubenya dan group WA warga Muhammadiyah. Kabarnya sudah tiga tahun memasuki masa pensiun. Namun kehausan akan ilmu dan pengalaman baru.

Menjalani masa pensiun terlihat banyak menyibukan untuk menulis, membuat film pendek, membuat konten vlog. Channel youtubenya Abah Daduck menjadi media edukasi, hiburan bahkan kritik sosial. Dalam memproduksi filmnya tak segan ia terlibat sebagai aktor. Tak segan menjadi aktor orang gila.

Hobinya mendidik dan mengajar tampaknya tersalurkan melalui lembaga PAUD di rumahnya. Karya PAUDnya banyak mengisi konten di channel youtubenya. Termasuk kesukaanya terhadap tanaman dan pertanian. 

Postingan terakhir di facebooknya 4 Juni 2022 mengadakan pelatihan menanam anggur pada Ahad 12 Juni 2022 di Tabalong samping kantor Kelurahan Larangan Perumnas.

Kini semangat belajar Pak Agus harus disudahi. Ia dipanggil pulang oleh Sang Pemilik, Allah Swt. Penyakit lama yang ia derita membawanya kembali dirawat di rumah sakit permata. 

Namun sakit pada 27 Juni 2022 kemarin membuat dirinya berpulang ke rahmatullah. Kondisi koma tak mengembalikan dirinya berkumpul dengan keluarga dan lingkungannya. Innalillahi wainnailaihi rojiuun. Pak Agus dikebumikan di TPU Kemlaten pukul 10.00 disholatkan di Masjid Nurul Amal dan dianter ratusan orang.

Kepergian Pak Agus membawa duka mendalam bagi banyak orang. Tak hanya isteri dan anak-anaknya, tetangga, teman, sahabat, hingga para siswanya sangat merasa sangat kehilangan. Ada ratusan facebooker yang menyampaikan duka dan doa bagi Pak Agus. 

"Innalillahi wainna ilayhi roji'un..semoga alm.Bapak Agus husnul khotimah..guru matematika kami yg ramah, murah senyum, baik hati dan sederhana..semoga diampuni segala dosanya,dilapangkan dan diterangkan alam kuburnya,diterima segala amal baiknya,diterima iman dan islamnya, ditempatkan disyurga Allah dan semoga keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaraan...aamiin YRA." Tulis Emma Marlina Sanusi, salah satu alumni yang pernah dididik oleh Pak Agus dalam komentar di facebook. Banyak komentar serupa disampaikan.

Dalam status facebook lainnya, Rudi B Rosidi menuliskan: "Beliau tak hanya cerdas, pandai mengajar dan menyamankan suasana, namun mampu menjadi inspirasi bagi murid-muridnya. Selamat jalan Pak, Insya Allah jannah menjemput bapak."

Endah Umayanah menulis status di beranda fb Pak Agus: "Selamat jalan Guru matematikaku yg jenius, Bapakku yg sangat bijaksana, Wali kelas terbaikku dan motivatorku di kala itu..😭 Selamat beristirahat di tempat peristirahatan terindah..Do'a kami akan selalu menyertai Bapak di setiap sujud terakhir kami..
Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu..🤲🤲💞💞"

Adsri menuliskan: "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Seorang guru yg baik, iklas, dan sabar telah berpulang. Berkah ilmumu dan menjadi penerang jalanmu  ke surga .Aamiin"

Selamat jalan Pak Agus. Saya dan banyak orang bersaksi engkau orang baik. Insha Allah jannah. Aamiin... (*)

Pronggol, 28 Juni 2022

DENY ROCHMAN
Kader Tapak Suci Cirebon
Mantan Sekretaris Dikdasmen 
Mantan Pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kab. Cirebon
Alumni SMP SMAM Sindanglaut
Alumni IMM Banyumas dan Jateng

*) Caption Foto :
AKTOR FILM. Salah satu adegan sebagai orang gila yang diperankan Pak Agus dalam salah satu karya film pendeknya di channel youtube Abah Daduck.