Penulis:
Deny Rochman, S.Sos., M.PdI
Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) terus menular ke sekolah-sekolah pembelajar. Kota Cirebon, satu-satunya daerah di Jawa Barat yang tertular virus baik ini. Bahkan pada Kamis 25 Agustus 2022, pendiri GSM M. Nur Rizal, PhD dan Novi Puspa Chandra, PhD dijadwalkan akan berkunjung ke Cirebon. Dalam satu hari, kedua dosen UGM ini akan membongkar mindset guru-guru dan kepala sekolah. Menularkan konsep GSM, menggali dan menerapkan dalam kurikulum merdeka belajar. Bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka agar lebih mudah dan menyenangkan.
Perkembangan GSM di kota ini boleh dibilang cukup moncer. Sejak 14 Desember 2020 GSM mulai diterapkan di 5 sekolah pilot di SDN. Lima sekolah tersebut antara lain SDN Kedungkrisik, SDN Karya Mulya 2, SDN Kebon Melati 2, SDN Pegajahan 3 dan SDN Pesisir Baru. Sekolah yang semula biasa-biasa saja perlahan namun pasti berubah menuju luar biasa. Perubahan itu tak lepas sentuhan paradigma GSM Rizal dan Novi yang juga pasangan suami isteri ini yang gelisah terhadap fenomena pendidikan di Indonesia sepulang dari pendidikan doktoralnya di negeri Kanguru, Australia.
Ketua GSM Kota Cirebon Noo Aeni, M.Pd mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah memberikan orientasi dan perspektif terbarukan dalam meningkatkan wawasan dan kompetensi Kepala Sekolah dan guru-guru dalam hal pendidikan, kurikulum dan pembelajaran. Termasuk memberi bekal dalam rangka menukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka dan profil Pelajar Pancasila, Program Sekolah di taman Sehati dan Sekolah Ramah Anak.
"Keberhasilan pendidikan selain faktor guru dan kurikulum juga dukungan ekosistem pendidikan yang supporting (mendukung). Fokusnya pada pengembangan karakter murid. Mengembangkan inovasi strategi, metode, dan model belajar dan pembelajaran yang menyenangkan. Terlebih adanya perubahan pendidikan menuju paradigma revolusi industri 5.0 dan Kurikulum Prototipe tahun 202," tutur Noor Aeni, yang juga guru SMP Negeri 6 Kota Cirebon ini.
Menurut pegiat literasi Gelemaca ini, kegiatan tersebut dilakukan melalui prinsip “Berubah, Berbagi dan Berkolaborasi.” Ada empat area perubahan yang dilaksanakan oleh GSM, yaitu; (1) lingkungan etis dan positif, (2) pembelajaran yang relevan dengan kehidupan, (3) Keterhubungan sekolah dengan orang tua dan masyarakat, dan (4) Pengembangan karakter (emosi dan sosial). GSM sendiri merupakan salah satu organisasi penggerak dalam program nasional kurikulum merdeka belajar yang berpusat di Yogyakarta. Berkembang dengan pesat ke daerah-daerah di Indonesia.
Diharapkan Kepala sekolah dan guru-guru dapat menjadi motor penggerak perubahan di sekolah masing-masing, sehingga dapat menjadikan kota Cirebon, sebagai kota yang terdepan dalam melaksanakan program pemerintah dan menumbuhkan pembelajaran yang berfokus pada well being seperti apa yang diharapkan sehingga terwujudnya profil pelajar Pancasila. (*)
*) Penulis adalah pengurus GSM Kota Cirebon.