Waktu maghrib baru saja lewat. Mendadak ada kabar duka tersiar di group WA alumni SMP. Satu lagi guru hebat masa SMP berpulang ke rahmatullah, Senin 22 November 2021. Kabarnya Pak Muhidin wafat karena sakit di RS Ciremai. Seorang guru tulen hingga akhir hayatnya. Innalillahi wainnailahi rojiuun...
Pak Muhidin masa sebagai guru SMP Muhammadiyah Sindanglaut Kab. Cirebon dikenal sosok yang tegas. Bagi anak-anak bandel, kehadiran guru bersuara serak ini cukup ditakuti. Tak segan beliau menghukum anak-anak yang melanggar aturan sekolah. Membuat anak-anak jera.
Semasa dididik olehnya pria asal Desa Lemahabang Pejagalan ini mengajar Aqidah Akhlak dan Bahasa Indonesia. Secara pribadi, saya tak banyak mengenal beliau. Selain guru yang sedikit bicara, dikenal alim, dan taat ibadah. Rumah orang tuanya disamping Masjid Al Huda.
Masjid di ruas jalan Lemahabang-Jepura ini pada masa sekolah era 1987-1989, menjadi candradimuka "pengkaderan" para siswa. Setiap malam minggu, beberapa siswa sekolah ini mengikuti kajian dan menginap hingga pulang esok paginya. Al Huda pada masa itu punya kesan tersendiri pada anak-anak SMPM.
Selepas SMP, saya masih bertemu Pak Muhidin sebagai guru SMAM. Sekolah satu komplek dengan SMPM, di lokasi baru di Gebah Sigong. Wajahnya perlahan hilang, setelah dirinya berkecimpung di Sekolah Al Irsyad Lemahabang. Sesekali berjumpa di jalan, atau saat jadi khotib sholat Jumat di Al Huda. Termasuk, saat khotbah kematian 24 Juni 2016 teman rejawatnya saat sama-sama menjadi guru SMPM, Hafidzin Hasanudin.
Seiring dengan waktu, lama tak jumpa dengan beliau. Pernah berjumpa lagi di SMP Al Azhar Kota Cirebon. Saat saya liputan jurnalistik di sekolah tersebut, era 2001-2004. Sekian tahun berjumpa lagi, beliau sudah beralih kesibukan di yayasan pendidikan Assunnah Cirebon Kalitanjung hingga akhir hayatnya.
Selama mengenal sejak SMP hingga saya bekerja dan berkeluarga tak banyak yang berubah dari sosok Muhidin. Bawaanya suaranya yang serak, perawakannya yang slim, jalannya yang cepat dan selalu hangat jika diajak ngobrol. Kehidupannya berjalan istiqomah, juhud dalam kesederhanaan. Anak dan isterinya taat beragama hingga berhijab dan bercadar.
Kini mulai 22 November 2021, sosok Muhidin tak akan lagi dijumpai dalam kehidupan dunia. Pukul 09.00 Selasa esoknya jenazah guru ditakuti namun dirindukan ini berbaring tenang di alam kubur. Memulai babak kehidupan baru melakukan perjalanan panjang di kampung akherat. Dimulai dari pemakaman Assunnah 2 di komplek pondok pesantren salafy tersebut. Selamat jalan guruku.... (*)
Penulis:
DENY ROCHMAN, alumni 1991 SMP Muhammadiyah Sindanglaut Kab. Cirebon