Desember 08, 2020

KISAH AKHIR LAJANG ANAK JENDERAL

Apa yang terjadi jika anak jenderal polisi menikah di Kota Cirebon. Tentu berbeda, pernikahan keluarga polisi dengan warga sipil. Apalagi di masa pandemi covid-19 ini. Selain aman, juga nyaman dan selamat.

***
Catatan :
DENY ROCHMAN
Kader Tapak Suci Cirebon

Ada sebuah pesan whatsapp masuk. Saat saya perjalanan kondangan ke pernikahan puteri pendekar Tapak Suci Pak Empi di Kuningan, Rabu (2/12). "Aslmkm. dimohon hadir pada rapat persiapan pernikahan putri pak ahmad dahlan, kamis, 3 des 2020 pkl. 10.00 wib tempat di masjid darussalam smam kedawung. trims. wslmkm."
DR H Ahmad Dahlan Zen, M.Ag adalah ketua Muhammadiyah Kab. Cirebon dua periode. Ia juga sebagai Rektor Insitut Agama Islam Cirebon (IAIC) memasuki periode kedua. Puteri Pak Lalan, demikian beliau akrab dipanggil yang bernama Haura Pranhadijah Rizkahaj, S.I.Kom akan dipersunting anak jenderal bintang dua. Ia bernama Bagus Rahmat Hidayat, SM. Putera dari Irjen Pol DR H Agung Makbul, SH.,  MH.
Agung Makbul adalah jenderal yang ditugaskan oleh Kapolri menjadi staf ahli Kemenko Polhukam. Sebuah kementerian yang dikomandani oleh Prof DR H Mahmud MD. Polisi yang banyak bertugas di bagian hukum ini dikenal sebagai akademisi (dosen) humoris di Universitas Jayabaya. Orang tua Bagus ini adalah kelahiran Cirebon.  
Pernikahan Haura dan Bagus boleh dibilang pernikahan akbar, kendati di masa pandemi covid-19. Selain bertempat di sebuah hotel berbintang, Hotel Prima, hajat seumur hidup ini melibatkan panitia besar. Panitia gabungan terdiri dari pengamanan internal kepolisian, dari wedding organizer, organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.  Unsur NU mewakili dari isteri Pak Lalan, yang merupakan tokoh fatayat.
Dari kalangan Muhammadiyah, mengerahkan semua unsur pengurus. Mulai pengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah hingga ortom. Untuk pengamanan, Muhammadiyah mengerahkan Korps Kasegu Beladiri Tapak Suci dan pasukan Kokam Pemuda Muhammadiyah. Sayangnya, karena masih suasana pandemi tamu undangan hanya dibatasi 300 orang.
Prosesi pernikahan dilakukan oleh KUA Kec. Depok Kab. Cirebon. Sebagai petugas akad nikah melibatkan tokoh-tokoh besar Cirebon. Petugas penjemputan mempelai pria adalah Drs H Kosasih Wijaya M.Pd.I. Beliau adalah mantan Ketua Muhammadiyah Kota Cirebon. Petugas penyerahan mempelai laki-laki adalah lawyer beken Cirebon Panji Amiarsa, SH., MH. Komisaris salah satu BUMD Kota Cirebon. 
Petugas penerimaan dari mempelai perempuan adalah Satori, M.Pd.I, anggota DPR RI fraksi Nasdem. Khotbah nikah oleh DR H Mukhlisin, mantan Rektor STAIC yang kini pimpinan yayasan Islamic Center. Yang super lagi adalah petugas doa disampaikan oleh tiga orang sekaligus. Yaitu mantan ketua MUI KH Huzer, kyai pondok Pesantren Buntet DR KH Wawan Arwani, dan KH Azis. Dengan qori ustadz Didin, M.Farm, dosen dan pengurus Muhammadiyah Kab. Cirebon.
Pelaksanaan akad nikah berlangsung pukul 09.00. Berada di ruangan besar, dipenuhi dengan ornamen dan aksesoris wedding yang mewah. Akad nikah dihadiri ratusan orang berjalan dengan khidmat. Kedua mempelai mengenakan pakaian putih menambah kesakralan acara. Mempelai yang tiba di teras hotel, disambut tarian Rama Shinta dan kalungan bunga oleh DR Hj Ijah Bahijah, MA, ibu mempelai perempuan kepada ibu Hj Narminda, ibu Bagus.
Dalam prosesi akad, Haura mengaku baru kenal belum lama dengan Bagus. Namun ia yakin calon suaminya itu kelak akan menjadi imam yang baik. Gadis yang biasa disapa Rara itu meminta restu kepada ayahnya, Ahmad Dahlan untuk dinikahkan dengan pria idamannya. Sebagai ayah, Pak Lalan terlihat terharu merestui perikahan puterinya. Usai akad nikah keharuan berlanjut saat acara sungkeman. 
Suasana mulai mencair saat memasuki resepsi penikahan. Pengantin disambut di atas karpet merah bak raja dan ratu. Para undangan dengan mentaati protokol kesehatan menyambutnya dengan penuh suka cita. Tarian dan nyanyian menyemarakan hajat besar pernikahan putera jenderal tersebut. Rara dan Bagus terus menebar senyum, petanda pernikahan mereka bahagia. Selamat ! Semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Aamiin (*)
.