Dua tokoh penting Kota Cirebon memberikan pengakuan. Pengakuan atas ujian yang menimpanya. Virus corona pernah menghampiri keduanya. Ada perasaan cemas, merasa bersalah, bahkan ketakutan terdampak covid-19. Bagaimana mereka melawan virus corona dan dampak stigma negatifnya?
Catatan:
Deny Rochman
Humas Jabar Bergerak Kota Cirebon
Belum lama ini, pemberitaan media massa Kota Cirebon diramaikan dengan kabar dua tokoh penting yang terkonfirmasi covid-19. Keduanya adalah Drs H Agus Mulyadi, M.Si dan DR H Ahmad Yani, M.Ag. Tokoh pertama adalah Sekretaris Daerah Kota Cirebon. Tokoh kedua adalah Ketua At Taqwa Center dan dosen IAIN Cirebon. Kedua tokoh sama-sama menjadi ketua satgas covid dilingkup pekerjaanya. Keduanya sama-sama pengurus Jabar Bergerak Kota Cirebon.
Pengakuan kedua tokoh itu terungkap dalam acara webinar Jabar Bergerak Kota Cirebon, Selasa (6/10). Dengan tema Covid-19: Bukan Hantu, Tapi Nyata. Selain kedua nara sumber utama di atas, hadir Kepala Dinas Kesehatan dr H Edy Sugiarto, M.Kes dan Ketua Jabar Bergerak Kota Cirebon Hj Madyawati, SH. Dalam talkshow virtual itu, Walikota Cirebon Drs Nashrudin Azis, SH dan Pendiri sekaligus Ketua Pengurus Pusat Jabar Bergerak Atalia Pratatya (Bu Cantik) ikut memberikan sambutan dan arahan.
Talkshow yang dipandu oleh Deny Rochman dengan host Eka Novianto, pada sesi pertama Kepala Dinkes Dr H Edy Sugiarto, M.Kes. Dalam paparannya, dokter Edy menyampaikan perkembangan terkini penyebaran covid-19 di Kota Cirebon. Menurutnya, tren penyebaran virus mengalami penurunan yang signifikan. Dari jumlah pasien yang positif tingkat kesembuhan pasien hingga 95 persen. Artinya, status Kota Cirebon perlahan namun pasti bergeser dari zona merah. Pihaknya berharap tingkat kesadaran mentaati protokol kesehatan. Selalu memakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Agus Mulyadi dan Ahmad Yani mengakui bahwa masih ada stigma negative yang berkembang di tengah masyarakat terhadap mereka yang terpapar covid-19. Keluarga Ahmad Yani , merasakan efek stigma itu, karena kediamannya dekat dengan pemukiman penduduk. Namun baik Sekda maupun ustadz Yani, sebagai manusia sempat dilanda kecemasan. Merasa bersalah, khawatir terhadap keluarga dan orang-orang terdekatnya.
“Cemas juga ketika saya dinyatakan positif, sampai isteri saya pun terdampak. Namun kami harus bisa melawati masa-masa ini. Alhamdulillah, dengan imun, iman dan aman akhirnya saya dan keluarga bisa terbebas dari virus corona,” tutur Ahmad Yani dalam webinar. Dengan imun, daya tahan tubuh harus kuat. Konsumsi makanan minuman, obat-obatan, suplemen dan pola hidup bersih serta sehat. Dengan iman, sisi ruhani dan mental diperkuat dengan ibadah dan amalan keagamaan. Dengan aman, mentaati protocol kesehatan.
Dalam menyikapi pandemi covid, Sekretaris Daerah Agus Mulyadi mengatakan, peran keluarga menjadi sangat penting dalam ikut berperan aktif memutus mata rantai penyebaran virus. Apalagi penyebaran virus dominan kini kluster keluarga. Pandemi ini adalah masalah dan tanggung jawab bersama. Pemerintah daerah terus melakukan upaya kerja keras dalam memerangi covid. Digalakan kesadaran masyarakat dalam bermasker, cuci tangan dan jaga jarak. Pihaknya sudah menyiapkan hotel isolasi yang terpapar covid. (*)