Mei 01, 2017

SISWA TERJANGKIT “SAKAW LITERASI”

Oleh :
Lilik Agus Darmawan, S.Pd., MM

Jika anda orang dewasa, berapakah buku yang berhasil anda baca dalam 10 bulan ? Berapa pun jumlah buku yang anda baca, pasti masih kalah dengan anak-anak kita di Kota Cirebon. Bayangkan saja, dalam 10 bulan mereka berhasil membaca dan mereview puluhan buku. Ada siswa yang 40-an buku bahkan ada yang berhasil membaca 94 buku. Hebatnya lagi usia mereka masih belia, masih duduk dibangku SD dan SMP kelas bawah.


Potret siswa gila baca tersebut memang bukan dongeng. Swear! Sejak gerakan literasi sekolah menghampiri kota ini siswa sekolah SD dan SMP mulai terjangkit “sakaw literasi”. Satu kondisi yang menggambarkan kebiasaan siswa yang suka membaca buku, dimana pun, kapan pun dan apapun. Hari-hari mereka, ditengah kesibukannya belajar di kelas, selalu membaca, membaca dan membaca. Jangan heran jika anak terus mencari, meminta, meminjam bahkan membeli buku-buku.

Kegilaan anak membaca mulia terasa sejak sepuluh bulan lalu. Saat program Cirebon Leader’s Reading Challenge (CLRC) mulai bergulir ke sekolah-sekolah SD dan SMP di Kot Cirebon. Sebuah program tantangan membaca dari Walikota Cirebon bagi siswa sekolah. Memang tidak semua sekolah akhirnya yang bisa sampai finish. Sejumlah kendala selalu ada dalam program idealis seperti CLRC ini, antara lain kendala di guru, siswa, bahkan sekolah.  

Namun berkat kerja keras guru-guru pegiat tim literasi Kota Cirebon program CLRC itu tetap berjalan hingga finish. Tentu saja ini tak lepas dukungan dari Dinas Pendidikan dibawah kendali Drs. H. Jaja Sulaeman, M.Pd  dan Kabid Dikdas Drs Adin Imaduddin Nur, M.Pd. Kerja keras dan kerja cerdas itu mulia membuahkan hasil. Para siswa pembaca buku terbanyak minimal 24 buku dalam 10 bulan akan diberikan penghargaan oleh Walikota Cirebon Bpk Drs Nasrudin Azis, SH usia upacara peringatan Hari Pendidikn Nasional di alun-alun Kejaksan 2 Mei 2017.

Semua pihak menyadari bahwa membaca memiliki efek dahsyat bagi anak dan kehidupan ini. Tetapi untuk membaca buku juga bukan kegiatan yang mengasyikan bagi banyak anak. Ada banyak kegiatan lain, yang menurut anak-anak usia remaja yang lebih menguji andernalin mereka. Seperti gadget dan hiburan di televisi yang terus menggoda mereka, namun bikin orangtua mereka deg degan perasaannya. Semakin hari semakin banyak tontonan anak yang tak bisa menjadi tuntunan.

Program CLRC hadir membangkitkan semangat membaca anak-anak sekolah. Dengan berbagai metode yang diterapkan, mereka berhasil mencintai buku-buku bacaan. Kecintaan mereka semakin menggila saat buku yang mereka baca dilombakan. Ada lomba ranking satu, lomba cipta puisi dan lomba sosio drama, yang sudah dua tahun digelar di CSB Mall bekerjasama dengan TB Gramedia. Lomba-lomba hasil tim kreatif CLRC sebagai media mereview buku yang dibaca oleh anak-anak.

Program CLRC adalah program menumbuhkan budaya budi pekerti melalui gerakan literasi sekolah, membangun minat membaca, menulis dan diskusi di kalangan siswa. Kebijakan Pemerintah Pusat sejak tahun 2016 berangkat dari keprihtinan potret remaja masa kini. Pengembangan literasi di Jawa Barat melalui West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC). Pada tahun 2016 program serupa dikembangkan di Kota Cirebon dengan nama CLRC—Cirebon Leader’s Reading Challenge.

Tentu program visioner ini harus terus berjalan, harus mendapat dukungan dari berbgai pihak khususnya pemerintah daerah. Program CLRC akan terus berinovasi dan dimodifikasi agar punya daya pikat bagi siswa bahkan guru dan kepala sekolahnya. Pada gilirannya nanti gerakan literasi bisa memberikan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan di Kota Cirebon. Sebuah cita-cita yang tak kunjung hadir dalam kehidupan kota ini yang beranjak berubah menuju kota metropolitan.

Di banyak daerah, dukungan pemerintah daerah semakin baik. Tiga daerah yang diketahui misalnya telah mampu memberangkatkan guru-guru dan kepala sekolahnya ke Australia. Bukan hadiah untuk piknik, tetapi untuk terus belajar tentang sistem pendidikan yang berkualitas. Daerah tersebut adalah Kabupaten Bandung, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Tasikmalaya.

Harapan tim pegiat literasi Kota Cirebon tidak muluk-muluk hingga ke luar negeri. Masuknya program CLRC dalam anggaran pemerintah daerah (APBD) merupakan bentuk keseriusan konkret dalam memajukan pendidikan di kota ini. Akan semakin banyak sekolah-sekolah merasakan kekuatan dahsyat efek dari gerakan kultural mencerdaskan anak bangsa ini. Gerakan yang akan memperkuat karakter mulia anak kota yang bersiap menyambut dinamika kota metropolitan dengan segala permasalahannya. Selamat datang generasi emas kota Cirebon! (*)

*) Penulis adalah Ketua Gerakan Literasi CLRC Kot Cirebon, yang juga Kepala SMP Negeri 6 Kota Cirebon.