Oleh :
Lilik Agus
Darmawan, S.Pd., MM
Jika anda orang dewasa, berapakah buku
yang berhasil anda baca dalam 10 bulan ? Berapa pun jumlah buku yang anda baca,
pasti masih kalah dengan anak-anak kita di Kota Cirebon. Bayangkan saja, dalam
10 bulan mereka berhasil membaca dan mereview puluhan buku. Ada siswa yang 40-an
buku bahkan ada yang berhasil membaca 94 buku. Hebatnya lagi usia mereka masih
belia, masih duduk dibangku SD dan SMP kelas bawah.
Potret siswa gila baca tersebut memang
bukan dongeng. Swear! Sejak gerakan literasi sekolah menghampiri kota ini siswa
sekolah SD dan SMP mulai terjangkit “sakaw literasi”. Satu kondisi yang menggambarkan
kebiasaan siswa yang suka membaca buku, dimana pun, kapan pun dan apapun. Hari-hari
mereka, ditengah kesibukannya belajar di kelas, selalu membaca, membaca dan
membaca. Jangan heran jika anak terus mencari, meminta, meminjam bahkan membeli
buku-buku.
Kegilaan anak membaca mulia terasa
sejak sepuluh bulan lalu. Saat program Cirebon Leader’s Reading Challenge (CLRC)
mulai bergulir ke sekolah-sekolah SD dan SMP di Kot Cirebon. Sebuah program tantangan
membaca dari Walikota Cirebon bagi siswa sekolah. Memang tidak semua sekolah akhirnya
yang bisa sampai finish. Sejumlah kendala selalu ada dalam program idealis
seperti CLRC ini, antara lain kendala di guru, siswa, bahkan sekolah.
Namun berkat kerja keras guru-guru
pegiat tim literasi Kota Cirebon program CLRC itu tetap berjalan hingga finish.
Tentu saja ini tak lepas dukungan dari Dinas Pendidikan dibawah kendali Drs. H.
Jaja Sulaeman, M.Pd dan Kabid Dikdas Drs
Adin Imaduddin Nur, M.Pd. Kerja keras dan kerja cerdas itu mulia membuahkan
hasil. Para siswa pembaca buku terbanyak minimal 24 buku dalam 10 bulan akan
diberikan penghargaan oleh Walikota Cirebon Bpk Drs Nasrudin Azis, SH usia upacara
peringatan Hari Pendidikn Nasional di alun-alun Kejaksan 2 Mei 2017.
Semua pihak menyadari bahwa membaca
memiliki efek dahsyat bagi anak dan kehidupan ini. Tetapi untuk membaca buku
juga bukan kegiatan yang mengasyikan bagi banyak anak. Ada banyak kegiatan lain,
yang menurut anak-anak usia remaja yang lebih menguji andernalin mereka. Seperti
gadget dan hiburan di televisi yang terus menggoda mereka, namun bikin orangtua
mereka deg degan perasaannya. Semakin hari semakin banyak tontonan anak yang tak
bisa menjadi tuntunan.
Program CLRC hadir membangkitkan
semangat membaca anak-anak sekolah. Dengan berbagai metode yang diterapkan,
mereka berhasil mencintai buku-buku bacaan. Kecintaan mereka semakin menggila
saat buku yang mereka baca dilombakan. Ada lomba ranking satu, lomba cipta
puisi dan lomba sosio drama, yang sudah dua tahun digelar di CSB Mall
bekerjasama dengan TB Gramedia. Lomba-lomba hasil tim kreatif CLRC sebagai
media mereview buku yang dibaca oleh anak-anak.
Program CLRC adalah program menumbuhkan
budaya budi pekerti melalui gerakan literasi sekolah, membangun minat membaca, menulis
dan diskusi di kalangan siswa. Kebijakan Pemerintah Pusat sejak tahun 2016 berangkat
dari keprihtinan potret remaja masa kini. Pengembangan literasi di Jawa Barat
melalui West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC). Pada tahun 2016 program
serupa dikembangkan di Kota Cirebon dengan nama CLRC—Cirebon Leader’s Reading
Challenge.
Tentu program visioner ini harus
terus berjalan, harus mendapat dukungan dari berbgai pihak khususnya pemerintah
daerah. Program CLRC akan terus berinovasi dan dimodifikasi agar punya daya
pikat bagi siswa bahkan guru dan kepala sekolahnya. Pada gilirannya nanti
gerakan literasi bisa memberikan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan di Kota
Cirebon. Sebuah cita-cita yang tak kunjung hadir dalam kehidupan kota ini yang
beranjak berubah menuju kota metropolitan.
Di banyak daerah, dukungan
pemerintah daerah semakin baik. Tiga daerah yang diketahui misalnya telah mampu
memberangkatkan guru-guru dan kepala sekolahnya ke Australia. Bukan hadiah
untuk piknik, tetapi untuk terus belajar tentang sistem pendidikan yang
berkualitas. Daerah tersebut adalah Kabupaten Bandung, Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Tasikmalaya.
Harapan tim pegiat literasi Kota
Cirebon tidak muluk-muluk hingga ke luar negeri. Masuknya program CLRC dalam anggaran
pemerintah daerah (APBD) merupakan bentuk keseriusan konkret dalam memajukan
pendidikan di kota ini. Akan semakin banyak sekolah-sekolah merasakan kekuatan
dahsyat efek dari gerakan kultural mencerdaskan anak bangsa ini. Gerakan yang
akan memperkuat karakter mulia anak kota yang bersiap menyambut dinamika kota metropolitan
dengan segala permasalahannya. Selamat datang generasi emas kota Cirebon! (*)
*) Penulis adalah Ketua Gerakan Literasi
CLRC Kot Cirebon, yang juga Kepala SMP Negeri 6 Kota Cirebon.