Januari 23, 2017

GENERASI INDONESIA DIRUSAK LAHIR BATIN

Kebutuhan manusia menurut sifatnya terbagi menjadi dua, kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan untuk kepuasan fisik/badan. Sedangkan pemenuhan kebutuhan rohani untuk kepuasan jiwa atau rohani. Artinya manusia terdiri dari dimensi jasmani dan rohani. Tak terpisahkan.
Asupan kebutuhan jasmani seperti makan dan minum. Sedangkan asupan kebutuhan rohani misalnya beribadah, pendidikan, piknik, bermain atau hiburan tuk refreshing. Selama menjalani kelangsungan hidup di dunia manusia wajib menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Caranya memberikan asupan yg bergizi bagi tubuh dan jiwa kita.
Asupan tak asal makan dan minum, tak asal hiburan. Banyak makan dan minuman sekalipun enak dilidah, murah dan mudah misalnya, namun blm tentu sehat dan bergizi. Apalagi konsumsi yg jelas jelas dilarang bahkan diharamkan. Begitu jg dengan hiburan, banyak hiburan namun blm tentu menyehatkan. Malah kini byk hiburan yg menyesatkan.

Jika kita salah memilih asupan baik jasmani maupun rohani maka akan berdampak loyo tubuh kita. Kurang enak badan, tidak semangat, sakit. Akibatnya aktifitas hidup kita akan terganggu bahkan terhenti. Maka disinilah kita hrs pandai dan cermat memilih konsumsi utk kebutuhan jasmani dan rohani kita.
NEGARA KAYA
Secara politis, dua kebutuhan manusia tsb bisa mjd media kejahatan konspirasi lawan politiknya. Sebagai negara kaya, banyak negara asing berkepentingan dg potensi yg dimiliki bangsa Indonesia. Kaya dlm pengertian sumber daya alam berlimpah dan kaya dalam jumlah penduduk yg banyak.

Penduduk Indonesia yg beridentitas beragama Islam menjadi perhatian dunia Barat akan kekuatan Islam. Dalam sejarah peradaban manusia, Islam dan Barat yang notabene identitas agamanya non muslim memiliki akar sejarah konflik yang cukup panjang. Inilah kemudian bagaimana Indonesia kekuatannya agar bisa dikontrol.
Namun di era perdamaian ini hal mustahil Indonesia dilumpuhkan secara fisik. Dengan kekuatan senjata dan bala tentara. Pasti negara tsb akan dicap sbg pelanggar HAM dan penjahat kemanusiaan atau bandit perang oleh dunia. Maka ada cara lain yg lbh elegan dg melumpuhkan generasi mudanya. Lumpuh scr jasmani maupun rohani.
Dari sisi jasmani, banyak beredar asupan konsumsi yang meracuni anak bangsa, baik secara langsung maupun tidak. Baik akan melumpuhkan dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Asupan jangka pendek misalnya narkoba, miras, rokok dan sejenisnya yg langsung pny reaksi.
Sementara asupan jangka menengah dan panjang dikemas dlm berbagai produk makanan dan minuman. Sasaran empuknya adalah anak2 usia sekolah. Badan Pengawasan Obat2an dan Makanan dalam rilis beritanya tahun 2015 menyebutkan, jajanan sekolah hampir separohnya mengandung zat berbahaya.
(baca: 4 JAJANAN ANAK PALING BERBAHAYA VERSI BPOM, https://m.tempo.co/…/4-jajanan-anak-paling-berbahaya-versi-…).
Makanan dan minuman tersebut apabila dikonsumsi dlm waktu lama akan menurunkan daya tahan tubuh. Hasilnya sdh mulai tampak. Sudah makin banyak anak2 muda bangsa ini sdh rentan penyakit pencernaan, sbg sumber utama energi manusia. Saat upacara bendera, misalnya, makin banyak siswa yg tak bisa bertahan lama berdiri hingga selesai upacara karena alasan pusing, mual, perut sakit. Bahkan penyakit2 dewasa seperti maag, diabetes bahkan jantung sdh berpotensi ada pada diri anak2 usia sekolah.
Sementara itu dalam waktu bersamaan rohani (jiwa) anak2 muda Indonesia jg diracuni. Banyak produk2 tontonan semakin tidak mjd tuntunan bagi anak2 dan remaja. Tayangan yg disuguhkan lbh pd nuansa kekerasan, konflik, percintaan, mengedepankan kehidupan individualis, hedonis, pragmatisme bahkan oportunis. Seolah tak ada lembaga sensor film atau sejenisnya di negeri ini.
Pemerintah terkesan ambigu. Disatu sisi ingin membangun karakter anak bangsa, namun disisi lain terjadi pembiaran pihak lain merusak anak bangsa. Produk rokok beredar bebas, miras tak pernah sepi, narkoba selalu beredar, tayangan sinetron film tak mendidik menjamur, produk2 berbahaya selalu ditemui dan banyak hal yg terkesan pembiaran.
Ada problem karakter pd anak muda Indonesia. Semakin jarang ditemui karakter kuat pekerja keras, pantang menyerah, berani berkorban, dan sederet karakter tanggung yg dimiliki banyak pendahulu bangsa yg sukses. Sebaliknya jiwa muda bangsa ini semakin galau tanpa identitas jelas. Apakah identitas sbg generasi Indonesia, lebih2 sbg generasi Islam. Jauuuuh...
Jika jasmani dan rohani anak muda kita sdh sakit sejak dini sangat mudah bangsa asing mengoyak stabilitas bangsa Indonesia. Sdh begitu banyak tanda2 kehidupan yg mengarah bangsa ini menuju tebing kehancuran. Lalu, harus drmana menyelamatkan bangsa ini? Silahkan kita pikirkan dan laksanakan bersama. Good luck !!