Oleh :
Santika Febriana
Pendidikan era tahun 2000-an
ini menjadi primadona. Lihat saja, keuangan negara banyak tersedot di sektor ini.
Paling tidak sekitar 20% dari APBN dan juga APBD untuk membiayai kebutuhan
pendidikan nasional dan di daerah. Maka jangan heran, kini banyak bantuan yang diberikan
kepada sekolah-sekolah, entah dalam bentuk bantuan operasional, beasiswa,
sarana dan prasarana. Para tenaga pendidik pun dimanjakan dengan meningkatnya
kesejahteraan mereka melalui program sertifikasi. Kaum muda pun banyak
berbondong kuliah memilih fakultas keguruan dan kependidikan.
Perlakuan istimewa
pemerintah terhadap dunia pendidikan memang bukan tanpa alasan yang kuat.
Sekalipun hal itu membuat iri bagi sector lain yang menganggap seolah
pemerintah mengabaikan dan atau menganggap bidang lain tidak penting. Terlebih di
banyak tempat gendutnya anggaran pendidikan sering memicu terjadi penyimpangan
penggunaan anggaran oleh oknum-oknum di dunia pendidikan. Mulai level sekolah
hingga di pusat.
URGENSI PENDIDIKAN
Saat Jepang dibombardir
oleh tentara Sekutu Amerika pada tahun 1945, maka hal yang pertama dilakukan
oleh Kaisar Jepang saat itu adalah menanyakan jumlah guru yang masih hidup.
Pertanyaan Kaisar Hirohito sempat membuat tentara Jepang tersinggung karena
merekalah pihak yang paling banyak gugur akibat perang dunia kedua tersebut. Menurut
Kaisar, karena melalui guru Jepang akan cepat bangkit kembali pasca hancurnya
dua kota di Jepang tersebut.
Kisah Kaisar
Jepang tersebut menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peran guru di dalam percepatan
pembangunan negara. Sadar dengan kisah tersebut, Pemerintah Indonesia perlahan
sadar perlunya memperhatikan peran guru dalam dunia pendidikan. Melalui pendidikan
diharapkan akan lahir generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil dan
bermoral sehingga mampu menjadi anak bangsa dalam mengelola sumber daya alam Indonesia
yang berlimpah.
Misi pendidikan
pada hakekatnya ada dua tujuan. Pertama, pendidikan sebagai media pewarisan
nilai dan norma masyarakat kepada generasi muda. Kedua, pendidikan sebagai
lembaga yang menyiapkan kecerdasan anak didik yang professional sehingga mampu
melangsungkan pembangunan negara berkepanjangan. Dengan pendidikan tersebut
sumber daya manusia Indonesia semakin berkualitas dan mampu bersaing dalam era
globalisasi.
IDENTITAS BANGSA
Identitas
secara terminologi adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain . Berdasarkan
pengertian tersebut, identitas nasional atau identitas bangsa dapat berarti
setiap bangsa memiliki ciri khas, keunikan dan sifat-sifat yang berbeda dengan
bangsa lain. Dengan demikian, identitas nasional merupakan jati diri bangsa
atau kepribadian suatu bangsa.
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka lahirnya era
globalisasi. Sebuah era tanpa batas antara negara satu dengan negara lainnya di
dunia. Baik tanpa batas dalam bidang ekonomi perdagangan, social, politik
hingga budaya dan ideologi. Bangsa yang tidak kokoh dalam memperkuat jati
dirinya maka bangsa tersebut akan terseret dalam pusaran globalisasi yang liar.
Berbagai produk, ajaran, faham dan lainnya yang datang ke negara Indonesia maka
akan menimbulkan masalah baru.
Tidak sedikit
generasi penerus yang semakin sulit membedakan mana warisan leluhur bangsa dan
mana budaya import. Jangan heran anak-anak sekarang lebih bangga dan suka
kepada label-label dalam segala hal datangnya dari luar negeri, khususnya
bangsa Eropa. Mulai perilaku hidupnya, cara berpakaian, makan minum hingga
perubahan pola pikir dan gaya hidup. Kebiasaan ini jika dibiarka tanpa kendali
akan mengikis rasa nasionalisme anak muda kepada negaranya.
Untuk bertahan
di era kompetisi global tersebut maka peran pendidikan semakin penting dalam
mempertahankan identitas bangsa. Pendidikan dan pengajaran di rumah dan di
sekolah perlahan tapi pasti akan memberikan penyadaran kepada kaum muda akan
pentingnya sebuah identitas bagi sebuah bangsa. Jika bangsa tak memiliki
identitas diri tak ubahnya seperti manusia yang kehilangan jenis kelaminnya. BJ,
beli jelas!
Pada satu
sisi bidang pendidikan melalui tangan-tangan guru professional, ditanamkan
nilai-nilai dan norma bangsa yang lama berkembang sehingga kaum muda tidak
kehilangan arah perjuangan. Pada sisi lain, kompetensi kaum muda terus di pompa
agar ia bisa tampil sebagai sumber daya yang bermutu. Pada gilirannya nanti anak
bangsa Indonesia akan mampu bersaing dengan negara lain, namun tetap
mempertahankan identitas dirinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, adil
dan makmur. (*)
*) Penulis adalah Mahasiswa PGSD Universitas
Muhammadiyah Cirebon.