Januari 31, 2016

URGENSI PENDIDIKAN BAGI IDENTITAS BANGSA

Oleh :
Santika Febriana

Pendidikan era tahun 2000-an ini menjadi primadona. Lihat saja, keuangan negara banyak tersedot di sektor ini. Paling tidak sekitar 20% dari APBN dan juga APBD untuk membiayai kebutuhan pendidikan nasional dan di daerah. Maka jangan heran, kini banyak bantuan yang diberikan kepada sekolah-sekolah, entah dalam bentuk bantuan operasional, beasiswa, sarana dan prasarana. Para tenaga pendidik pun dimanjakan dengan meningkatnya kesejahteraan mereka melalui program sertifikasi. Kaum muda pun banyak berbondong kuliah memilih fakultas keguruan dan kependidikan.

Perlakuan istimewa pemerintah terhadap dunia pendidikan memang bukan tanpa alasan yang kuat. Sekalipun hal itu membuat iri bagi sector lain yang menganggap seolah pemerintah mengabaikan dan atau menganggap bidang lain tidak penting. Terlebih di banyak tempat gendutnya anggaran pendidikan sering memicu terjadi penyimpangan penggunaan anggaran oleh oknum-oknum di dunia pendidikan. Mulai level sekolah hingga di pusat.


URGENSI PENDIDIKAN
Saat Jepang dibombardir oleh tentara Sekutu Amerika pada tahun 1945, maka hal yang pertama dilakukan oleh Kaisar Jepang saat itu adalah menanyakan jumlah guru yang masih hidup. Pertanyaan Kaisar Hirohito sempat membuat tentara Jepang tersinggung karena merekalah pihak yang paling banyak gugur akibat perang dunia kedua tersebut. Menurut Kaisar, karena melalui guru Jepang akan cepat bangkit kembali pasca hancurnya dua kota di Jepang tersebut.

Kisah Kaisar Jepang tersebut menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peran guru di dalam percepatan pembangunan negara. Sadar dengan kisah tersebut, Pemerintah Indonesia perlahan sadar perlunya memperhatikan peran guru dalam dunia pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan akan lahir generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil dan bermoral sehingga mampu menjadi anak bangsa dalam mengelola sumber daya alam Indonesia yang berlimpah.

Misi pendidikan pada hakekatnya ada dua tujuan. Pertama, pendidikan sebagai media pewarisan nilai dan norma masyarakat kepada generasi muda. Kedua, pendidikan sebagai lembaga yang menyiapkan kecerdasan anak didik yang professional sehingga mampu melangsungkan pembangunan negara berkepanjangan. Dengan pendidikan tersebut sumber daya manusia Indonesia semakin berkualitas dan mampu bersaing dalam era globalisasi.

IDENTITAS BANGSA
Identitas secara terminologi adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain . Berdasarkan pengertian tersebut, identitas nasional atau identitas bangsa dapat berarti setiap bangsa memiliki ciri khas, keunikan dan sifat-sifat yang berbeda dengan bangsa lain. Dengan demikian, identitas nasional merupakan jati diri bangsa atau kepribadian suatu bangsa.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka lahirnya era globalisasi. Sebuah era tanpa batas antara negara satu dengan negara lainnya di dunia. Baik tanpa batas dalam bidang ekonomi perdagangan, social, politik hingga budaya dan ideologi. Bangsa yang tidak kokoh dalam memperkuat jati dirinya maka bangsa tersebut akan terseret dalam pusaran globalisasi yang liar. Berbagai produk, ajaran, faham dan lainnya yang datang ke negara Indonesia maka akan menimbulkan masalah baru.

Tidak sedikit generasi penerus yang semakin sulit membedakan mana warisan leluhur bangsa dan mana budaya import. Jangan heran anak-anak sekarang lebih bangga dan suka kepada label-label dalam segala hal datangnya dari luar negeri, khususnya bangsa Eropa. Mulai perilaku hidupnya, cara berpakaian, makan minum hingga perubahan pola pikir dan gaya hidup. Kebiasaan ini jika dibiarka tanpa kendali akan mengikis rasa nasionalisme anak muda kepada negaranya.

Untuk bertahan di era kompetisi global tersebut maka peran pendidikan semakin penting dalam mempertahankan identitas bangsa. Pendidikan dan pengajaran di rumah dan di sekolah perlahan tapi pasti akan memberikan penyadaran kepada kaum muda akan pentingnya sebuah identitas bagi sebuah bangsa. Jika bangsa tak memiliki identitas diri tak ubahnya seperti manusia yang kehilangan jenis kelaminnya. BJ, beli jelas!

Pada satu sisi bidang pendidikan melalui tangan-tangan guru professional, ditanamkan nilai-nilai dan norma bangsa yang lama berkembang sehingga kaum muda tidak kehilangan arah perjuangan. Pada sisi lain, kompetensi kaum muda terus di pompa agar ia bisa tampil sebagai sumber daya yang bermutu. Pada gilirannya nanti anak bangsa Indonesia akan mampu bersaing dengan negara lain, namun tetap mempertahankan identitas dirinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. (*)

*) Penulis adalah Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Cirebon.