Deny Rochman, S.Sos.,M.Pd.I
Implementasi kurikulum 2013 sudah mulai dilaksanakan oleh Pemerintah. Perubahan mendasar kurikulum baru dari kurikulum sebelumnya terletak pada konsep kurikulum, buku, pembelajaran dan penilaian. Melalui kebijakan pendidikan nasional ini diharapkan dunia pendidikan negeri ini dapat menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge) yang terintegrasi. Tiga ranah tersebut menjadi basis penilaian evaluasi belajar siswa.
Dalam pola paradigma kurikulum 2013 perlunya collaborative learning danpengembangan kemampuan metakognitif dan pendekatan discovery learning dalam proses pembelajaran membentuk siswa produktif, kreatif, inovatif, afektif. Kemampuan itu diperoleh memalui proses observing (mengamat), questioning (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), networking (membentuk jejaring).
Pengembangan kurikulum nasional tersebut merupakan sebuah upaya Pemerintah menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki daya saing dalam kacah global. Tantangan masa depan dunia yang sedang dan akan dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks. Globalisasi, persaingan pasar bebas, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya serta berbagai masalah sosial dan lingkungn yang menyertainya.
Untuk mensukseskan implementasi kurikulum 2013 tersebut diperlukan daya dukung dari stakeholder pendidikan. Daya dukung utama adalah profesionalisme guru yang kompeten, selain dukungan manajemen budaya sekolah, buku dan dukungan kebijakan pemerintah. Problemnya sekarang, selain kurikulum 2013 terbilang baru dan “mendadak” juga konsep, isi dan implementasinya dinilai lebih kompleks sehingga banyak guru-guru mengalami kendala dalam memahami dan menerapkannya.
Paradigma kurikulum baru Pemerintah Indonesia sudah diterapkan di beberapa negara maju dalam pendidikannya, termasuk Negara Australia. Sama halnya dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), kurikulum 2013 mencoba mengadopsi sistem pendidikan negara lain yang sudah berhasil. Melalui kegiatan Workshop Teach As a Champion, guru-guru akan belajar langsung tentang konsep dan implementasi pembelajaran yang mendukung suksesnya kurikulum 2013 di sekolahnya masing-masing. (*)
*) Guru SMP Negeri 4 Kota Cirebon
Implementasi kurikulum 2013 sudah mulai dilaksanakan oleh Pemerintah. Perubahan mendasar kurikulum baru dari kurikulum sebelumnya terletak pada konsep kurikulum, buku, pembelajaran dan penilaian. Melalui kebijakan pendidikan nasional ini diharapkan dunia pendidikan negeri ini dapat menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge) yang terintegrasi. Tiga ranah tersebut menjadi basis penilaian evaluasi belajar siswa.
Dalam pola paradigma kurikulum 2013 perlunya collaborative learning danpengembangan kemampuan metakognitif dan pendekatan discovery learning dalam proses pembelajaran membentuk siswa produktif, kreatif, inovatif, afektif. Kemampuan itu diperoleh memalui proses observing (mengamat), questioning (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), networking (membentuk jejaring).
Pengembangan kurikulum nasional tersebut merupakan sebuah upaya Pemerintah menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki daya saing dalam kacah global. Tantangan masa depan dunia yang sedang dan akan dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks. Globalisasi, persaingan pasar bebas, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya serta berbagai masalah sosial dan lingkungn yang menyertainya.
Untuk mensukseskan implementasi kurikulum 2013 tersebut diperlukan daya dukung dari stakeholder pendidikan. Daya dukung utama adalah profesionalisme guru yang kompeten, selain dukungan manajemen budaya sekolah, buku dan dukungan kebijakan pemerintah. Problemnya sekarang, selain kurikulum 2013 terbilang baru dan “mendadak” juga konsep, isi dan implementasinya dinilai lebih kompleks sehingga banyak guru-guru mengalami kendala dalam memahami dan menerapkannya.
Paradigma kurikulum baru Pemerintah Indonesia sudah diterapkan di beberapa negara maju dalam pendidikannya, termasuk Negara Australia. Sama halnya dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), kurikulum 2013 mencoba mengadopsi sistem pendidikan negara lain yang sudah berhasil. Melalui kegiatan Workshop Teach As a Champion, guru-guru akan belajar langsung tentang konsep dan implementasi pembelajaran yang mendukung suksesnya kurikulum 2013 di sekolahnya masing-masing. (*)
*) Guru SMP Negeri 4 Kota Cirebon