Desember 26, 2024

BANGGA JADI CAH SOS

Kita ini sarjana sosiologi, S.Sos. Produk kampus yang mengajarkan ilmu kehidupan. Kampus Fisip Unsoed Purwokerto. Menu ilmunya paket komplit. Tak hanya ilmu sosial, tetapi juga ilmu politik, ekonomi, hukum, kesehatan, agama, keluarga dan segalane.

Sebagai sarjana sosiologi bisa memahami peta kehidupan secara utuh. Dengan seabreg ilmu yang kita pelajari masa kuliah. Boleh dibilang, belajar sosiologi bisa menjadi manusia tulen. 

Yah, jadi manusia. Makhluk sosial. Kata Pak Mardjito, makhluk sosial itu makhluk yang hidup tidak bisa sendirian. Ia bergantung dengan manusia lainnya. 

Memerlukan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kita lahir, perlu kerjasama yang baik kedua orang tua kita. Selama di kandungan, lahir dan proses pertumbuhan bahkan menjelang kematian kita kelak, pasti melibatkan manusia lain. Coba sebutkan siapa saja mereka? Yah benar.

Perlunya sesama manusia saling membutuhkan karena kita sebagai makhluk ekonomi. Memerlukan asupan pangan, sandang, papan agar kelangsungan hidup tetap terjaga. Kita perlu menikah agar penghuni bumi tak digantikan robot IA.

Mereka para makhluk politik, perlu dukungan suara manusia lain untuk menjadi pemimpin, penguasa. 

Jangan heran, naluri manusia itu bermasyarakat. Kendati dalam prosesnya mereka berkelompok sesuai kesamaan. Kesamaan daerah, hati, berfikir, agama, ras hingga kesamaan kepentingan. 

Maka apapun posisi kita sekarang itu tak terlalu penting. Terpenting, apa peran dan fungsi kita agar bermanfaat buat rekan kita dan orang lain.

Maka agama pun menganjurkan manusia untuk saling kenal, saling berbagi, bersilaturahmi, saling membantu dan mendoakan. Biar umurnya panjang, biar rejekinya bertambah. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain.

Hanya di dunia kita perlu banyak bersosialisasi. Akan lain ketika sudah meninggalkan dunia. Kita akan hidup memikirkan diri sendiri. Mempertanggung jawabkan semua perilaku, pikiran, dan hati kita selama kehidupan di dunia. Untuk kehidupan kekal abadi di akherat.

Bersyukur, pada 15 Desember 2024 kemarin kita bisa menghimpun diri. Kembali bersua dan bersilaturahmi. Meneguhkan identitas diri, bahwa kita masih manusia. Mereka yang belum bisa hadir, masih bisa bertegur sapa di group WA, melalui telepon atau berjumpa dalam momen lain. 

Semoga jalin kasih alumni Sos '94 tetap terawat dan terjaga. Seduluran selawase. Membawa keberkahan, kemaslahatan dan amalan sholeh. Salam solidaritas !

_Cah Sos '94_
Deny Rochman

Desember 25, 2024

30 Tahun Menahan Rindu

30 tahun silam, kami berjuang bersama, dalam suka dan duka.
Berjuang di kampus oranye, Fisip Unsoed Purwokerto.
Berjuang demi masa depan kami
Berjuang demi masa reformasi
Berjuang untuk Indonesia lebih baik lagi.

30 tahun kini, cah cah sosiologi 1994 ini kembali menghimpun diri.
Berjumpa dalam suka ketika semua menggapai asanya.
Kami pun ikut berduka ketika tersiar kabar, jika ada 10 kawan kuliah kami yg sudah tiada. Semoga jannah jadi rumah terakhir mereka. Aamiin...
30 tahun kini, kawan2 kembali berkumpul di kampus tercinta. Kampus solidaritas yang mengikat hati dan pikiran kita.
Kini 30 tahun menahan rindu tumpah ruah dalam reuni sosiologi 1994. Ngumbrus Bareng Sedulur Selawase....

Minggu, 15 Desember 2024. Sebuah momentum yang dinanti telah lama. Pada 15 September 2024, obrolan kebulatan tekad di group WA, kami sepakat menggelar reunian 30 tahun. 
Keputusan reunian ini memang tak mudah. Jarak terpisah jauh. Lama tak berjumpa. Waktu reunian kejar-kejaran sama waktu libur panjang anak sekolah, tanggal tua atau muda. Hingga pemilihan tema dan kaos reuni menjadi perdebatan kecil dalam group. 

Disepakati, temen temen domisili Purwokerto menjadi ujung tombak sekaligus ujung tombok perhelatan bersejarah cah sos 94. Komunikasi, koordinasi secara intens dijalin. Tidak siang, tidak malam semua saling melayani, saling memberi. 
Hiruk pikuk pesta demokrasi pilkada serentak 2024 tak mengganggu kerja kerja panitia. Walaupun pilihan politik mereka berbeda. Hasrat politiknya mas⅞ih kuat karena tempaan kampus politik Unsoed.
Group WA khusus reunian dibuat. Rapat offline dan online dikebut. Tik tok kirim pesan berseliweran setiap saat. Swepping satu persatu alumni terus dilakukan. Alhamdulillah, 65 alumni berhasil terjaring.

30 tahun semua menahan rindu. Lihatlah antusias kawan kawan semua. Sudah kebelet ingin berjumpa, mulai sekadar bertegur sapa, hingga bernostalgia masa masa manis saat kuliah. Pokoke terlalu indah untuk dilupakan, kata musisi Slank.
Kawan kawan panitia kian membara bekerja. Mereka yang baru gabung group WA begitu terharu bersua online kawan kampus. Kawan yang semula tak mau hadir berubah arah ingin hadir ke purwokerto.

Mereka yang tak bisa hadir, hanya bisa senyum-senyum tipis hingga terharu melihat share tulisan, foto, video yang silih berganti memadati group WA Fisip. Sambel mereka berharap, ada masa mengulang waktu acara serupa. 
Kerinduan itu mereka bawa dari arah penjuru mata angin: barat, utara, selatan, timur. Seiring penyebaran domisili para alumni pasca wisuda untuk menjemput rejeki. Mereka datang dengan mobil, bus, kereta api bahkan dengan motor. Karena apanya coba? 

Kawan kawan luar kota bergerak ke satu titik pukul 08.00. Titik kampus fisip di jalan kampus grendeng. Dan titik lokawisata Baturaden. Di gedung pertemuan kampus, alumni berjumpa dengan pimpinan kampus fisip. Nasehat, harapan dan doa dipanjatkan. Di baturaden, fun game kembali mengakraban sesama kawan yang lama tak berjumpa.
Mereka yang belum klimaks masa kangennya tetap memilih bertahan di kota mendoan ini. Menunda jadwal kepulangannya sekedar ingin ngopi bareng sambil dopokan. Sungguh momen indah dan merindukan tak bisa diulang.

30 tahun dulu dan sekarang, tentu banyak yang berubah. Kampus yang makin kece. Purwokerto yang kian rame. Wajah dan tubuh kawan-kawan yang sudah tak muda lagi. Rambut yang sudah meninggalkan dunia hitam. Perut yang kian mapan, maju ke depan. 

Daya ingat pun mulai menurun. Satu sama lain pertama jumpa di reuni perlu waktu untuk mengingatnya. Salam pertama cukup senyum, selanjutnya diam atau tertawa, tergantung kekuatan memori.

Kekuatan pun mulai menurun. Yang masih ajeg, suara tertawa yang keras menghiasi seluruh rangkaian acara reuni, di kampus dan di lokawista Baturaden.

Yah, karakter kawan kawan masih terlihat seperti 30 tahun silam. Suara dan karakter ini membuat kita masih percaya diri. Bahwa kita memang masih muda. Sosiologi 94.... Masih Mudaaaa. 

Desa Melung Baturaden, aula kampus Fisip, lokawisata Baturaden dan Kota Purwokerto akan menjadi saksi bisu Ngumbrus Bareng Sedulur Selawase cah sosiologi 94 fisip unsoed. Salam solidaritas....
(*)

April 11, 2024

HERU, KADES MANTAN AKTIFIS KAMPUS


Namanya Khoerudin. Biasa disapa Mas Heru. Kawan lama masa kuliah S1 sosiologi di Fisip Unsoed. Cukup lama tak berjumpa selepas kuliah tahun 2000 silam. Lebaran Idul Fitri tahun ini (1445/2024) kodarullah kami berdua di pertemukan.

Pertemuan dua alumni Rohis UKI ini memang tergolong menarik. Menarik karena sudah lama tak bersua. Menarik karena keduanya kini sama-sama menjadi pemimpin wilayah. Satu di Dese Melung Kec. Kedungbanteng Kab. Banyumas. Satu lagi jadi Lurah Kelurahan Kesepuhan Kec. Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon.

Lama tak bertemu tak banyak berubah dari karakter Heru. Sama seperti masa-masa kuliah dulu. Orangnya dikenal low profil, sopan santun. Kemampuan komputernya jago pada masanya. Saat kemampuan teknologi ini tak banyak orang bisa. Boleh dibilang masih barang langka. Barang mahal. 

Kala itu Heru menjadi andalan anak-anak rohis setiap kali membuat surat atau proposal kegiatan. Maklumnya kecepatan mengetik program WS (word start) masa itu diatas rata-rata teman organisasinya. Sekalipun Heru orang pribumi Purwokerto tapi pergaulan sama mahasiswa perantuan seperti saya sangat supel.

Selepas kuliah kami berpisah lama. Beruntung group WA mempertemukan teman-teman lama kuliah. Sekalipun belum semua angkatan kami terhimpun di group ini. Namun paling tidak sedikit mengobati kerinduan teman-teman masa kuliah di kampus orange.

Pertemuan kami berdua pada Kamis 11 April 2024 kemarin cukup banyak cerita. Cerita kenangan masa kuliah. Tak kalah menarik cerita tentang masa kini. Cerita keluarga, cerita suka duka sebagai kepala desa dan sebagai lurah.
Untuk cerita pak kades satu ini menarik. Dua dari tiga anaknya tengah menempuh kuliah. Satu di Fak. Teknik Unsoed, satu lagi akan masuk PT. Sebagai kades, Heru sudah memimpin dua periode di desanya. Periode kedua ini akan bertambah dua tahun. Seiring penetapan baru masa jabatan kades 8 tahun.

Kisah kepemimpinannya memang cukup heroik. Walau bukan penduduk asli Desa Melung, Heru bisa memimpin kampungnya dengan dukungan mayoritas warga. Bahkan pada pilkades periode kedua, Heru harus bersaing dengan calon petahana yang didukung partai pemenang pemilu di kab. Banyumas.

Dibawah kepemimpinanya kini desanya berhasil masuk nominasi ketujuh sebagai Desa Wisata dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pengelolaan BUMDES desa ini dianggap berhasil, dari ribuan desa di Indonesia. Salah satunya kolam renang. Kendati desanya berada di lereng Gunung Slamet, tak jauh dari lokawisata Baturaden. 
Untuk sampe ke lokasi, harus melintasi jalanan berliku, menikung, naik turun jalan yang cukup curam. Bersyukur kondisi jalan beraspal halus. Alhamdulillah saya dan keluarga bisa reunian tipis-tipis dengan pa kades berprestasi. Selamat bro....