Juli 28, 2023

SENAM MELATIH KETERATURAN HIDUP

SENAM MELATIH KETERATURAN HIDUP

Oleh:
Deny Rochman 

Senam bersama banyak dijumpai di sejumlah tempat. Baik berbasis sanggar, maupun senam berbasis masyarakat. Di desa, di kelurahan, di lingkup RW RT, komplek perumahan atau komunitas. 

Sama seperti senam di Kelurahan Kesepuhan. Setiap Jumat pagi puluhan ibu-ibu kader dan warga ikut gerak bersama. Gerak ke kiri, gerak ke kanan. Pinggang digoyang, tubuh diputar. 

Entah sejak kapan giat jumat sehat ini dimulai. Yang pasti sudah lama. Saat saya singgah di kelurahan ini 1,5 tahun olahraga ini sudah berjalan rutin. Pesertanya kebanyakan dari ibu-ibu kader dan warga sekitar. Kadang ada bapak-bapak ikut bergoyang, termasuk saya. 
Ibarat senam, hidup ini harus selaras dan seirama antara gerakan dan musik, antara gerakan instruktur dan antarsesama peserta senam. Sehingga akan terasa indah, dan nikmat dijalani. 

Gerakan senam memang tak selalu mudah. Apalagi senam erobik. Semakin energik, semakin sulit diikuti gerakan instrukturnya apalagi bagi pesenam pemula. Tapi lama-lama, gerakan itu mudah untuk diikuti. Asalkan kita rajin hadir. Asalkan kita serius mempelajarinya, mengikutinya. 

Memang sekadar gerak, bersenam itu tak sulit. Lebih-lebih berolahraga sendiri. Mau gerak gimana saja terserah. Asal oyeg pun tak masalah. Asalkan badan tetap berkeringat. Asal pikiran dan hati bisa fresh dan plong. Tetapi saat kita berolahraga bersama, apapun itu pasti ada aturan bersama yang mengikat. 
Olahraga senam mengajarkan kita akan makna dan ilmu kehidupan. Walau di jaman now, tak banyak orang suka bergerak berolahraga. Apalagi harus bermandi keringat. Takut capek dan bau kali yah. Makanya tak sedikit orang lebih berdiam diri, rebahan. Berpergian maunya pake kendaraan bermesin, termasuk lagi menjamur sepeda listrik/elektrik.

Padahal berolahraga jauh lebih sehat dan nikmat. Lebih-lebih senam. Bukan olahraga biasa. Selain sehat, senam mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Filosofi senam bisa melatih hidup dalam keteraturan. 

Gerakan senam, apalagi aerobik memang ada yang mudah dan ada yang sulit. Begitu juga dalam menjalani hidup, ada yang mudah dan juga sulit. Semakin kita banyak gaya, semakin kita banyak gerak, banyak keinginan maka tingkat kesulitannya berbeda dengan mereka yang memilih hidup diam dan apa adanya. 
Senam bersama harus seirama, satu gerakan. Berbeda dengan senam sendiri. Bebas apa jare ira. Karepmu (up to you). Begitu pun hidup. Jika hidup mu suka sendiri, lakukan seenakmu. Asal siap-siap berhitung amalan di depan Tuhanmu. 

Namun ketika hidup kita harus bersentuhan, membaur dengan orang lain, maka bersiap mengikuti aturan bersama. Jika tidak, akan terjadi potensi ketidakharmonisan. Muncul potensi masalah, konflik. Jika gerakan senam tak sama, maka bakal ambyar. Tak indah, tak nikmat. 

Kendati gerak senam itu tak semua mudah, namun jika diikuti, dihapal, dilatih, rajin maka akan bisa menyesuaikan. Hidup pun demikian. Bagi manusia junior, tentu perlu waktu dalam menyesuikan irama hidup. Mentaati aturan dan keteraturan. Seiring dengan waktu idealnya manusia dewasa bahkan tua semakin eling. Makin waras mentaati irama kehidupan bersama. Semakin arif dan bijak. 
Kondisi keteraturan ini bisa terwujud manakala kita mau terus belajar, rajin berlatih, sabar, semangat terus konsisten, istiqomah dalam menyesuaikan diri dengan keteraturan sosial. Mengapa? Karena untuk hidup lebih baik akan selalu ada godaan dan hambatan. 

Yang pasti, syetan gak ikhlas ridho jika manusia jadi manusia bener. Karena makin banyak manusia bener, syetan makin kesepian. Kesepian menjalani hidup di neraka kelak. Maka mereka rajin dan selalu semangat membujuk, merayu manusia untuk menjadi temannya. Teman yang juga bisa menggoda manusia lainnya biar hidup tak perlu teratur. 

Singkatnya, senam bersama harus dijalani selaras dan seirama dengan aturan. Jika tidak, hidup bisa kacau balau. Dan... Senamnya pun bisa bubar. (*)