September 10, 2022

PENGURUS KAMPUNG DAN PERUBAHAN SOSIAL


Pada tahun 2022, pengurus kampung di tingkat RT dan RW di Kota Cirebon mulai berakhir masa periodisasi. Babak berikutnya, baik ketua lama terpilih lagi atau ada ketua baru, masa tugas mereka akan lebih panjang. Sebelumnya satu periode kepengurusan hanya tiga tahun dan belum dipilih kembali. Ke depan, satu periode kepengurusan hingga lima tahun dan boleh dipilih satu periode lagi.

Di tingkat Kelurahan Kesepuhan, sudah ada tiga RW dan RT terbentuk kepengurusan periode baru, lima tahun ke depan. Yaitu kampung Kesunean Utara, Tengah dan Kesunean Selatan. Trio Kesunean ini bersamaan dalam pelaksanaan pemilihannya, kecuali RW Kesunean Selatan sepekan lebih dulu.


Tiga Kesunean ini memiliki kepadatan penduduk relatif lebih banyak setelah RW 02 Mandalangan. Data penduduk pada Maret 2022, RW 07 Kesunean Utara sebanyak 2.485 jiwa atau 510 kepala keluarga. Penduduk RW 08 Kesunean Tengah sebanyak 2.369 (500 kk). Sedangkan RW 09 Kesunean Selatan jumlah penduduknya 2.300 jiwa (472 kk). Jumlah penduduk terbanyak di RW 02 Mandalangan sebanyak 2781 jiwa (701 kk).

Pada kepengurusan periode terbaru, jumlah pengurus di tingkat RT bertambah gemuk. Semula hanya tiga jabatan: ketua, sekretaris dan bendahara (KSB). Kini struktur pengurusnya sama dengan pengurus RW, terdapat empat seksi. Yaitu seksi perekonomian dan pembangunan, seksi kebersihan dan lingkungan hidup, seksi ketentraman dan ketertiban umum dan seksi kesejahteraan rakyat.


Jumlah pengurus kampung juga bertambah dengan hadirnya kelompok PKK RW, kelompok PKK RT dan Posyandu. Selain KSB, ada empat bidang di kelompok kerja PKK RW, dan tiga bidang di kepengurusan Posyandu. Sementara PKK RT hanya ketua, sekretaris dan bendahara.

Perubahan struktur kepengurusan tersebut dampak dari perubahan peraturan. Peraturan baru Permendagri No. 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa. Di tingkat Kota Cirebon, disahkan Peraturan Walikota No. 49 Tahun 2020 tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) di Kota Cirebon.


Bertambahnya jumlah pengurus akan membawa konsekuensi logis terhadap dinamika organisasi. Terlebih pembentukan pengurus RT dan PKK bukan kewenangan ketua RW baru. Tetapi tetap melalui proses pemilihan oleh masyarakat setempat. Idealnya melalui musyawarah mufakat, seperti dalam pemilihan ketua RW. Faktanya warga lebih memilih voting pemilihan langsung.

Dengan pola pemilihan seperti itu, bisa jadi tingkat dinamika organisasi di level kampung akan relatif lebih dinamis. Pengurus RW bisa berbeda dalam memahami kebijakan di level kampung. Jumlah pengurus banyak pun bisa menghambat efektifitas dan efisiensi kerja pengurus. Apa saja yang akan mereka perbuat untuk kampung?


Dalam pendistribusian uang insentif dari pemda kota pun cukup menyulitkan. Jumlah pengurus banyak, dengan uang insentif yang terbatas. Jika dulu, pembagian di tingkat RT cukup tiga posisi KSB lebih mudah. Lebih mudah lagi jika jabatan itu diisi oleh suami, isteri dan anak.

TANTANGAN PENGURUS
Kepengurusan kampung dalam lima tahun ke depan akan dihadapkan pada sejumlah tantangan. Mereka yang dengan sadar menerima amanah menjadi pengurus, siap atau tidak harus menghadapi dan melalui tantangan itu. Tantangan dalam menjalankan tugas melayani dan memberdayakan masyarakat, dan melaksanakan pembangunan kampung. Berkoordinasi dengan kelurahan setempat.

Tantangan tersebut antara lain : pertama, menjaga konsistensi kinerja pengurus. Memilih menjadi pengurus kampung, artinya memilih resiko berurusan dengan masalah masyarakat. Masalah warga, menjadi masalah pengurus. Semangat bertugas, kekompakan pengurus, tak hanya tampak pada masa-masa awal kepengurusan terbentuk. Tetapi harus tetap terjaga sepanjang masa periode kepengurusan.


Konsistensi ini sangat penting dijaga karena pelayanan masyarakat sering dituntut 24 jam. Seiring kesibukan masing-masing pengurus, khususnya posisi KSB, maka pendelegasian kewenangan harus siap dilakukan. Setiap pengurus di semua posisi tetap siaga menerima tugas organisasi. Jika ketua tak bisa hadir, maka sekretaris, bendahara atau seksi lain siap menggantikan.

Kedua, tantangan semangat demokrasi tanpa batas. Era reformasi 1998 membentuk masyarakat Indonesia memahami demokrasi seolah tanpa batas. Hak menjadi prioritas mengabaikan kewajiban. Ini berdampak pada gesekan sosial di tengah masyarakat. Potret sosial ini menjadi tantangan pengurus kampung. Tetap sabar dan bijak dalam melayani tetapi perlu perlahan namun pasti mengedukasi masyarakat sesuai koridor hukum yang ada.

Ketiga, kehadiran media sosial menjadi tantangan tersendiri bagi pengurus. Media sosial lahir dari alam  demokrasi. Di tengah euforia masyarakat yang cenderung kebablasan, pemanfaatan media sosial oleh mereka bisa berdampak pada dinamika sosial di kampung. Akan begitu cepat arus informasi diakses dan terakses oleh warga. Warga bisa lebih awal tahu informasi, bisa menyebarkan daripada pengurus. Pengurus agar bisa menghadapi kondisi ini.

Keempat, peningkatan kompetensi dan menjaga soliditas pengurus menjadi tantangan berikutnya. Selain akan menghadapi berbagai urusan dan masalah warga, pengurus juga dituntut memahami administrasi organisasi (RT, RW atau PKK). Sementara pengurus kampung, setiap periode kerap mengalami perubahan orang baru. Dengan kemampuan yang minim terhadap administrasi kerwan dan kertean.

Sesuai aturan, paling tidak ada tujuh hingga sembilan buku administrasi yang dimiliki dan dipahami oleh pengurus. Mulai buku agenda surat masuk dan keluar hingga buku penduduk sementara. Belum lagi kemampuan membuat surat menyurat dan proposal. Mengetahui syarat dan mekanisme pengurusan layanan warga. Seperti pembuatan ktp, kartu keluarga hingga mengurusi bencana menimpa warga. Disini perlunya bimtek oleh pihak kelurahan bagi pengurus kampung yang baru.

Tantangan terakhir adalah menggali sumber pendanaan. Sebagai organisasi, pengurus RW, RT, PKK dan Posyandu perlu pendanaan. Pendanaan untuk operasional serta melaksanakan program dan kegiatan. Di tingkat Kota Cirebon, sesuai Perwal No. 49 Tahun 2020 dalam pasal 61, bahwa sumber pendanaan LKK antara lain (1) APBD Kota Cirebon sesuai kemampuan; (2) Sumber pendanaan lain yang tidak mengikat; dan (3) Swadaya masyarakat.

Hingga kini, salah satu sumber pendanaan dari pemda kota Cirebon adalah pemberian dana insentif bagi pengurus LKK. Selain berupa program pemberdayaan masyarakat melalui musyawarah rencana pembangunan di kelurahan (musrenbangkel) setiap tahunnya. Dua sumber pendanaan itu masih relatif terbatas untuk pembangunan di kampung.

Sebelum covid-19, para RW pernah mendapatkan bantuan pemda kota (bawal). Besarannya terakhir Rp50 juta per RW. Dengan dana tersebut, pembangunan di kampung bisa berjalan lebih baik. Sayang mendekati covid program itu dihentikan karena alasan tertentu.

Harapan lain sumber pendanaan bagi pengurus adalah swadaya masyarakat dan bantuan lain yang sah, tidak mengikat. Dana swadaya masyarakat atau sering disebut iuran wajib kampung atau iuran bulanan masyarakat. Besaran iuran ini beragam, sesuai kebutuhan dan kesepakatan masyarakat. Besaran iuran bisa dilihat dari status sosial dan ekonomi warga. Jenis pekerjaan, jumlah aset dimiliki (keamanan), volume sampah rumah (kebersihan) dan lainnya.

Jika warga paham, iuran bulanan sangat diperlukan bagi pengurus. Diperlukan untuk mendanai petugas linmas keamanan kampung, petugas kebersihan sampah. Selain itu untuk dana sosial menjenguk warga sakit, melahirkan hingga uang duka kematian. Kebutuhan lain mendanai kegiatan dan program kampung, seperti keagamaan, olahraga, pendidikan, kesehatan (posyandu) dan lainnya.

Sumber dana lainnya dari bantuan pihak tertentu, seperti sponsor, perusahaan, donatur atau unit usaha. Iuran bulanan para pemilik usaha juga berbeda besarannya dengan warga biasa. Untuk menjaring sponsor dan bantuan donatur, pandai-pandai pengurus membuat program kampung yang bisa menarik perhatian donatur dan perusahaan untuk membantu. (*)

Pronggol, 11 September 2022 I 00:30

DENY ROCHMAN
Lurah Kesepuhan

Foto:
Lurah Deny Rochman melantik para ketua RT di RW 07 Kesunean Utara Kelurahan Kesepuhan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon, Jumat (9/9) malam.

September 08, 2022

MAAFKAN RAMEDI PAK LURAH...

Maafkan Ramedi Pak Lurah. Kata-kata itu terucap oleh Pak Ramedi, staf senior kepada lurahnya, yang usianya jauh dibawah. Ucapan tulus ketika terjadi miss komunikasi dalam pekerjaan. Kendati Pak Ram, usianya paling senior di kantor Kelurahan Kesepuhan Lemahwungkuk Kota Cirebon.

Banyak orang mengenal Pak Ramedi bin Kamsari ini sebagai sosok pegawai sopan dan santun. Seorang pekerja disiplin, rajin, penuh semangat, ramah ke semua orang. Selama enam bulan mengenal sosok bapak tiga anak ini, nyaris tak pernah ijin bolos ngantor.
"Dia itu pegawai teladan. Datang paling pagi, dan pulang paling sore," ujar warga samping kantor Kelurahan Kesepuhan yang mengaku sudah lama mengenal almarhum sebagai teman ngobrol dikala santai. 

Tidak berlebihan, jika Pak Ram disebut pegawai teladan. Pertama saya bertugas di kelurahan ini pada 8 Maret 202, Pak Ram pegawai pertama yang menyambut kedatangan lurah baru. Pak Ram juga orang yang terakhir disapa dan menyapa kala jam pulang kantor.

Disela waktu senggang, saya sering ngobrol bersamanya. Baik masalah pekerjaan maupun keluarga. Termasuk bercerita seluk beluk sejarah kantor kelurahan Kesepuhan. Dengan sisipan kisah-kisah mistis di dalamnya. Sayangnya cerita sejarah ini belum sempat saya tulis. 
Sosok pria sederhana kelahiran 5 April 1958 ini sudah bekerja puluhan tahun, sebelum para pegawai sekarang ini bertugas di kelurahan. Ia sudah betugas sebagai PNS sejak Kelurahan Kesepuhan masih belum dimekarkan dari Kelurahan Lemahwungkuk. 

"Beliau lama bekerja di kelurahan ini. Bahkan sejak kelurahan Kesepuhan masih menyatu dengan Lemahwungkuk. Saat kantor kecamatannya di tempat lama, yang kini jadi showroom mobil Honda Kesunean," kenang Nani, kader jejaring posyandu yang ayahnya pernah mengenal Pak Ram.
Selama bekerja sebagai staf kelurahan, pelayanan Pak Ram kepada warga begitu ramah dan cekatan. Baik masa ia masih sebagai PNS, maupun saat dikaryakan (honor) di kelurahan yang sama. Seluruh waktu hidupnya dihabiskan untuk kelurahan. Jam 6 pagi datang, jam 6 sore balik. Usai isya ia datang lagi ke kantor hingga tengah malam.

"Um Ramedi selalu cepat tanggap jika ad warga yg urus2 surat...salut," komen salah satu netizen yang punya akun nama facebook Mas Raden Mas di fb kelurahan Kesepuhan. Kesan serupa dialami banyak warga ketika datang ke kantor kelurahan.
Kini pegawai teladan itu kini telah pergi. Pergi selama-lamanya meninggalkan dunia ini. Kepergian begitu cepat dari orang-orang dekatnya, dari kolega di tempat kerjanya. Di usianya ke-64 tahun, Pak Ram menuntaskan tugasnya sebagai khalifah fil ard pada Kamis 8 September 2022 pukul 03.00 di kediamannya Kampung Karang Jalak Mekar Kota Cirebon.

Kepergiannya terbilang mendadak dan mengejutkan banyak orang. Selama ini Pak Ram dikenal energik dan sehat-sehat saja. Tak jarang ikut terjun ke lapangan, membantu staf lain yang bekerja. Seperti saat pemasangan umbul-umbul Hari Jadi Cirebon ke-653. Pak Ram dengan semangat ikut memasang umbul-umbul di sepanjang jalan.
Sebagai lurah, saya sering menegur agar jangan terlalu capek karena usia. Termasuk saat beliau sepulang dirawat di RS Ciremai 23 Agustus lalu.  Ia selalu menjawab penuh semangat. Jika dirinya baik-baik dan sehat-sehat saja. Ia mengaku, bekerja baginya adalah hiburan. Jika tidak merasa badannya sakit. 

Mindset itulah membuta Pak Ram selalu rindu dengan pekerjaan, dengan kantor kelurahan. Selama sakit dirawat, selama di rumah, menurut Abdul anaknya yang juga bekerja honorer di kelurahan, Pak Ram selalu kepikiran pekerjaan di kantor. Ia selalu menolak jika sakit dibawa ke RS. Atau berlama-lama di rumah.
Sepulang dirawat, Pak Ram selang sehari langsung masuk kantor. Bahkan hari kedua saat dirawat ia mengaku sudah baikan sehingga ingin segera pulang dari RS. Padahal saat kembali kerja, tubuhnya masih terlihat lemas dan pucat. Suaranya serak berdahak. Dampak dari penyakit jantung dan diabet yang menimpanya.
Sebelumnya Pak Ram mengaku perutnya mual-mual dan lemes sehingga terpaksa dilarikan ke RS. Mendekati hari wafatnya, ia ngedrop lagi. Bahkan gula darahnya naik hingga 500. Saya sarankan ke Abdul anaknya agar bapak dibawa ke RS. Silahkan bawa mobil kelurahan.
Waktu shubuh pesan WA digroup kelurahan tertulis: "Minta doanya buat temen temen bapak,bapak udah engga ada tadi jam 3 subuh ini". Pesan tulis oleh Abdul anaknya menggunakan no WA bapaknya Ramedi pada pukul 03:29. Innalillahi wainnailaihi rojiuun.

Pak Ram dimakamkan pukul 09.00 di pemakaman umum Syekh Gentong di kampung Karang Jalak Mekar Kelurahan Sunyaragi. Setelah sebelumnya disholatkan di Masjid Imaduddin, sebelah makam. Tak jauh dari rumah duka. Lurah dan jajarannya. Para LkK, RW, kader, babinsa babin kamtibmas, warga hadir melepas Pa Ram. Bahkan kadishub Andi Armawan, yang juga mantan lurah Kesepuhan menyempatkan hadir. 

Selamat jalan Pak Ram. Selamat menghadap Tuhanmu. Semoga jannah menyambut bapak.  Etos kerja Pak Ram semoga bisa menjadi motivasi dan inspirasi kami. Aamiin...(*).

Pronggol, 9 September 2022 l 02:30

Turut Berduka Cita,

DENY ROCHMAN
Lurah Kesepuhan

September 04, 2022

Generasi AKTIF, Generasi HAPPY

Oleh :
Deny Rochman, S.Sos., M.PdI

Ada pertanyaan yang mengganjal bagi guru-guru baru. Guru baru yang pertama kali mengenal Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). Apa menariknya gerakan ini. Pertama, paradigma yang diajarkan bukan hal yang baru dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Kedua, model pembelajarannya terkesan hanya cocok untuk anak-anak pendidikan dini dan pendidikan dasar. 

Pembelajaran yang menyenangkan sudah lama dikenal dalam kurikulum nasional dari masa ke masa. Sebut saja seperti CBSA, cara belajar siswa aktif. Ada lagi model PAIKEM, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dan berbagai sebutan lainnya dalam pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran agar berlangsung menyenangkan.

Apakah beragam pendekatan dan seterusnya itu berjalan 100% dilakukan oleh guru, didukung oleh sekolah dan bersinergi dengan warga sekolah, orang tua siswa ?  Nampaknya realitanya tak seindah tertulis dalam kurikulum. Selalu ada distorsi dalam perjalanannya. Di sinilah perlunya komunitas, organisasi, forum dan sejenisnya hadir kembali meluruskan dan memurnikan kembali paradigma pembelajaran yang menyenangkan. 

GSM mencoba menjawab tantangan jaman tersebut. Tantangan dunia pendidikan di tengah kepungan arus informasi dari segala penjuru arah mata angin. Tantangan di tengah hadirnya "guru-guru baru" berwajah media massa, media sosial, yang cenderung berorientasi pasar. Tantangan mendidik anak-anak yang mengalami kompleksitas kehidupan efek perubahan teknologi informasi.

Potret anak-anak produk era digital akan membuat guru-guru dibuat stres dalam mengajar. Jika metode mengajarnya tetap setia pada ceramah. Jika pendekatannya masih sentralistik, guru selalu benar dan tahu. Siswa tidak boleh tahu dari gurunya. Jangan melebihi dan bisa dari gurunya.

Faktanya, siswa masa kini jauh berbeda dengan guru-gurunya saat menjadi siswa. Perubahan pola perilaku, pola pikir, gaya hidup mereka begitu mengejutkan guru-guru. Herannya, perubahan itu tak lagi dipengaruhi oleh orang tuanya, teman atau lingkungan masyarakat dan media massa konvensional. Seperti teori-teori sosial selama ini kita pelajari.

Media sosial menjadi kekuatan baru, dan lebih dahsyat merubah life style masyarakat. Tak hanya anak-anak sebagai manusia yang masih mencari jati diri dan arah kehidupan. Mereka para orang tua pun ikut terseret pola hidup gaya baru era digital. Termasuk guru-gurunya, ikut terjebak tren yang berkembang.

Kondisi ini memaksa guru-guru harus beradaptasi dengan perubahan jaman. Harus mau dan bisa. Jika tidak, peran dan fungsinya akan tergantikan oleh teknologi. Perangkat media pembelajaran yang tak memahami dan mengenal cinta dan kasih sayang. Warisan genetika yang diberikan Tuhan kepada manusia. 

Disinilah perlunya pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran dengan bingkai cinta dan kasih sayang. Disinilah wajibnya guru-guru memahami sisi psikologis anak. Bisa mengerti ilmu psikologi pendidikan, psikologi pembelajaran anak. Misalnya mengerti cara kerja otak anak dalam belajar.

Munif Chatib, konsultan pendidikan sekaligus penulis buku best seller mengatakan, setiap hari guru mengajar sebenarnya bermain-main dengan otak siswa-siswanya. Bukan lambungnya, bukan ususnya. Naif jika guru tidak mengetahui cara kerja otak. 

Otak akan bekerja dengan baik dalam pembelajaran diperlukan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Guru harus hadir dalam alam pikiran dan perasaan siswa agar satu frekuensi, satu hati. Guru memulai masuk ke dunia mereka. Melakukan apersepsi, stimulus pembelajaran.

Masih menurut Munif Chatib, bahwa siswa dalam belajar harus punya selera agar tertarik. Layaknya ketika mereka dihadapkan dengan hidangan makanan perlu selera. Jika siswa tak punya selera belajar, maka proses berfikir mereka akan terhambat.

Pembelajaran disertai dengan tepuk tangan, menyanyi, permainan (games/kuis) atau sejenisnya bagian dari pendekatan pembelajaran menyenangkan. Mendekatkan guru dengan alam pikir dan hati siswa. Guna menggungah selera belajar anak. Membuka mental block, pikiran dan perasaanya.

Model pembelajaran GSM yang happy-happy bagian dari metode memecah kebekuan suasana belajar. Termasuk happy-happy melalui media pembelajaran di ruang-ruang dinding kelas (display kelas). Display kelas bukan sekadar secarik kertas di dinding, coretan tanpa makna. Atau sekadar foto yang menggantung hingga pudar warnanya.

Display kelas adalah jejak keceriaan, mengekspresikan berbagai karakter serta suasana hati dan pikiran. Gambar, foto, tulisan, simbol pada dinding merupakan bagian media pembelajaran. Merupakan lingkungan belajar yang tak terpisahkan dengan ekosistem sekolah. Display kelas berfungsi memuaskan otak reptil anak. 

Manajemen display kelas dibedah tuntas oleh Munif Chatib. Dalam bukunya "Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar dengan Manajemen Display Kelas".

Lendo Novo, penggagas Sekolah Alam menyebutkan, display kelas bisa menjadi barometer kreativitas dan kualitas guru dalam mengajar. Display juga memacu belajar siswa, berani tampil, melatih kepekaan. Sebagai barometer kerja sama guru dan siswa. Juga sebagai bahan promosi. 

Singkatnya, paradigma GSM ingin mengembalikan kembali ruh pendidikan. Pendidikan yang memanusiakan manusia. Pendidikan yang memperhatikan tiga kodrat manusia. Kodrat rasa ingin tahu yang tinggi. Kodrat manusia selalu ingin berimajinas (berhayal). Dan kodrat memberikan kesempatan kepada anak dalam mengembangkan potensinya secara adil. 

Jadi, masihkah berfikir jika GSM hanya cocok untuk pendidikan anak dini dan pendidikan dasar ? Pliss deeeh.... (*)

*) Penulis adalah pengurus GSM Kota Cirebon, yang juga pengurus PGRI.