Juni 05, 2021

MENCARI SPIRIT YANG MULAI MENGIKIS


Napak tilas sejarah masa kecil. Gowes dewekan ge teteg. Menelusuri jalanan desa, sawah, rel kereta dan bendungan. Mengenang masa lalu, saat usia sekolah SD hingga SMA.
Di tempat ini menghabiskan masa indah saat kecil dan tumbuh dewasa. Belajar ilmu kehidupan. Belajar ketrampilan sepak bola, berenang, memancing, berlari, beladiri hingga mempelajari watak alam. 
Sekolah almamater yang memberi arti dan makna kehidupan. Lapangan bola Ampera yang mengajarkan kekuatan fisik dan emosi. Sungai Cikebuk, bendungan plester, jalan sawah track lari, tempat ujian kesabaran dan ketahanan fisik. 
Semua ditempuh dg jalan kaki. Bersama kawan2 satu kampung. Satu blok Cigaok Desa Lemahabang Kulon Kec. Lemahabang Kab. Cirebon. Terlalu indah untuk dilupakan. Nah, Sabtu 5 Juni 2021 kemarin rekaman kenangan indah itu kembali berputar.
Walau semua sudah berbuah. Berubah fisik manusianya, berubah alamnya, namun spirit perjuangan itu masih terasa. Tawa, canda, bahkan tangis masih jelas tergambar. Berharap semua bisa terulang tapi mustahil. Semoga kenangan manis ini bisa menjadi inspirasi, motivasi dan spirit baru dlm menghadapi kehidupan yg kian jelas tanda-tanda kehancuran jagat raya.
#LanganBolaAmpera
#SungaiCikebuk
#SekolahMuhammadiyah
#BendunganPlester
#RelKeretaPGSindanglaut
#StasiunKeretaApi

Mei 31, 2021

REUNIAN SIANG SAMPAI LARUT MALAM

Dipenghujung bulan Mei 2021,  kedatangan tamu istimewa. Sahabat yang lama tak jumpa. Sejak lulus SMP, sahabat satu bangku selama tiga tahun ini menyempatkan datang ke Cirebon. Yah menyempatkan ditengah kesibukannya bekerja di kantor PMI DKI Jakarta. 
Konon sejak pandemi, stok darah di kantornya harus selalu ready. Sehingga irama kerjanya sedikit meningkat. Jarang libur. Maka, kedatangannya kemarin menjadi timing spesial. Ini momen tertunda, setelah beberapa kali rencana itu harus di reschedule.
Namanya Iing Sholihin. Namanya mirip dengan orang tua saya. Tak jarang masa sekolah sering jadi bahan guyonan teman-teman. Selama sekolah di SMP, dia tinggal bersama neneknya di Blok Kamer Desa Lemahabang Kulon Kab. Cirebon. Sementara orang tuanya tinggal di Jakarta Timur. Maka selepas sekolah, Iing kembali ke Jakarta. Seiring usia neneknya kian senja.
Kebersamaan kita tak hanya di sekolah. Hari-hari kita dihabiskan dalam keceriaan. Bermain tenis meja, mandi di sungai, jalan-jalan ke sawah hingga berburu tebu di pabrik gula. Bahkan menjadi si bolang naik kereta ke perkebunan tebu. Gara-gara ini, nyawa Iing nyaris melayang. Saat ia melompat pindah gerbong kereta yang tengah jalan kakinya terpeleset. Bersyukur tangannya saya raih.
Sejak 1990 Iing ke Jakarta. Sejak itu komunikasi saya dengannya terputus. Apalagi masa itu belum booming telepon seluler, apalagi media sosial. Namun perjumpaan sekarang memang bukan yang pertama walau sangat jarang. Begitu juga komunikasi by ponsel dan medsos pun jarang.
Senin 31 Mei 2021 Iing akhirnya bisa datang ke Cirebon. Rencana datang bersama isteri batal. Mobil panther yang dikendarainya sempat kesasar. Masuk Kota Cirebon pukul 09.00. Namun lokasi rumah saya baru ketemu jam 10.00. Itu pun ia memilih menunggu di lapangan voli, depan rumah saya.
 Sementara saya masih berada di acara pengukuhan pengurus K3S dan KKG Korwil Kec. Pekalipan di SDN Pegajahan 1. Sebuah acara mendadak. Baru dikabari jam 9 malam. Walau saya jadwal WFH, akhirnya hadir di acara tersebut dengan pakaian kebesaran ASN. Menjelang dhuhur akhirnya kita bertemu.
Usai dhuhur, Iing saya ajak ke Sindanglaut. Sekitar 15 km ke arah Jawa Tengah. Sebelum ke rumah Eli, kawan sekolah kami mampir sejenak makan siang di RM Barolah Cipeujueh Kulon. Menu khasnya pepes intip tahu. Pada makan siang ini kawan sekolah lainnya Kusnadi sempat gabung makan siang. 
Pukul 13.30 saya, iing dan eli meluncur ke Kota Cirebon. Tujuannya ke CSB Mall. Tempat janjian dengan teman lama SMA. Bidan Ida Saidah. Sudah 28 tahun tak berjumpa selepas sekolah. Bidan ini bertugas di Puskesmas Plumbon. Kami menghabiskan waktu ngobrol hingga waktu ashar tiba. 

Perjalanan dilanjutkan kembali ke Sindanglaut. Kami sudah janjian dengan teman-teman satu group di Kafe Kopi Gincu Sedong. Sayangnya akses jalannya terblokir hajatan warga. Jalan yang memutar kampung membuat kami tiba di lokasi waktu maghrib. Di sana kita bertemu teman lama seperti Acep, Rasidi, dan Budi.

Pukul 21.00 kami berpisah, balik ke Kota Cirebon. Sebelum balik ke Bogor, Iing istirahat sejenak di kediaman saya. Usai sholat subuh Iing kembali ke keluarganya dan melanjutkan aktifitas rutinnya di PMI DKI Jakarta. Terima kasih atas kunjungannya sahabatku. See you later. (*)